bosan ? Dan akhirnya kita jadi melamun, pikiran mengembara kemana-mana, eh tau-tau malah dapet ide bagus.
Pernah mengalami sedang mengerjakan sesuatu yang rutin, terus merasaKalau diingat-ingat lagi, saya paling sering dapet ide saat guyuran-guyuran awal air ke kepala pas lagi mandi. Atau ya saat 'nongkrong' di toilet, alias (mohon maaf), B.A.B. (^_^!).. Tapiii, ya itu kenyataannya. Mungkin malah puluhan ide postingan di blog asli saya (ogieurvil.com) bisa dibilang berasal dari kamar mandi. Aneh, tapi nyata.
Bisa jadi karena mandi dan B.A.B itu 'pekerjaan' yang sangat-sangat rutin, tidak perlu mikir, dan membosankan, jadinya seakan menjadi saat yang tepat untuk 'mengembarakan' pikiran kemana-mana.
Dr. Sandi Mann (2016), psikolog dan penulis buku "The Upside of Downtime: Why Boredom Is Good" menyatakan: ketika seseorang merasa bosan, ia akan mencari sesuatu yang bisa menstimulasi dirinya dari hal-hal yang tidak ada di sekitarnya. Jadi sangat memungkinkan mencarinya itu dari pikirannya sendiri, pergi ke tempat-tempat yang ada di dalam kepalanya sendiri.
Menurut Dr. Sandi, hal tersebut dapat menstimulasi kreativitas, karena begitu seseorang melamun, ia akan mulai berpikir tidak hanya dengan pikiran sadarnya, namun juga melibatkan pikiran bawah sadarnya. Dan akhirnya terbukalah kemungkinan terjadinya koneksi-koneksi baru di otak.
Neourscientist Marcus Raichle juga mendukung hal ini. Dari hasil studinya, ia menyatakan: saat kita mengerjakan sesuatu secara sadar, kita menggunakan 'attention network' dari otak, yakni bagian otak yang mengendalikan dan membatasi perhatian kita. Network ini membuat kita 'nyambung' secara langsung dengan dunia sekitar kita, right here, right now.
Saat pikiran seseorang mengembara, bagian otak yang aktif adalah 'default mode network'. Kondisinya seperti otak saat istirahat, dimana tidak perlu fokus pada hal-hal external, atau tujuan-tujuan tertentu. Menurut Raichle, melamun / pengembaraan pikiran merupakan fenomena yang menarik secara sains, karena dapat menunjukkan kapasitas seseorang dalam menciptakan pikirannya sendiri murni dari 'dalam'. Jadi bukan merupakan bentuk pikiran yang sifatnya merespon peristiwa dari dunia luar.
Hal ini senada dengan Manous Zomorodi (2017) dalam bukunya "Bored & Brilliant". Menurutnya, bentuk pikiran melamun seperti di atas bisa membantu seseorang menemukan solusi-solusi baru ketika 'mentok' dalam masalah-masalah pekerjaan, personal, atau lainnya.
"Although boredom is usually thought of as the ultimate waste of time, it is, in fact, a gateway to mind wandering and can lead to some of our most productive and creative thoughts.." -- Begitu kata Zomorodi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H