Mohon tunggu...
Ogie Urvil
Ogie Urvil Mohon Tunggu... Wiraswasta - CreativePreneur, Lecturer

Orang biasa yang banyak keponya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Pede" or "Not Pede"

25 Juli 2017   14:41 Diperbarui: 25 Juli 2017   14:45 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Pede" or "Not Pede"

"Mas, kritik dong mas tugas desain saya nih.. Mau sepahit apapun saya terima deh kritikannya.."..Nggak jarang kalimat kayak gini terlontar dari para mahasiswa saat asistensi tugasnya ke saya.. Dan akibatnya, nggak jarang juga saya jadi bingung, gimana jawaban yang baik dan benar-nya untuk pertanyaan begini.. 

Karena ini ibarat makan buah simalakama.. Kalau saya ngomong jujur, atau kelewat bablas, dan "keluar"nya jadi pahit banget, saya takut si mahasiswa nanti malah jadi ngerasa "down".. Kemudian dia pulang sambil nangis, hujan-hujanan, berhenti beberapa kali di tengah jalan saat menyeberang jalan, dan kalau pun sampai rumah, dia akan nggak enak makan.. Terus ditanya ibunya: "Kok kamu nggak makan ??".. Terus dijawab: "Desain aku jelek ma, apakah aku masih berhak untuk makan ??.." Terus ditanya lagi sama ibunya: "Kok kamu nggak minum ??".. Jawabnya: "Udah ma, udah seharian ini aku minum air mataku sendiri..".. ...AAAKkkhh...!!!

Tapi di satu pihak, saya ingin mereka maju.. Kalau dibilang bagus, nanti malah kelewat senang, berasa besar kepala, dan ujung-ujungnya bisa ngerasa nggak perlu belajar lagi.. Bahkan jadi ingin langsung aja diwisuda keesokan harinya.. Kacau kan jadinya.. ?!? Hehe.. Seringnya sih, kebanyakan jawaban saya hanya senyum2 aja.. Atau di "tengah-tengah" lah.. Bila memberi tahu kelemahan, yang mesti ada pujian-pujiannya juga.. Biar "pede" mereka nggak menghilang.. Karena rasa percaya diri yang ditanam di masa muda bisa terbawa sampai tua.. Simak saja kisah nyata berikut:

Suatu hari di sebuah kelas di sekolah, seekor tikus yang biasa dipakai untuk kelas lab sains kabur, dan bersembunyi entah dimana.. Si guru meminta seluruh siswa untuk mencarinya, tapi tetap tidak ketemu juga.. Lantas si guru bilang: "Gimana kalo kita minta bantuan si Morris ??".. *Note: Morris adalah salah satu murid yang punya "kekurangan" pada penglihatannya.. Jelas saja sejumlah murid langsung mengajukan protes..

Namun si guru berkata kurang lebih seperti ini: "Saya tahu mata Morris memang tidak leluasa, namun Morris menerima suatu kekuatan yang luar biasa dari Tuhan, yaitu kekuatan pendengaran.. Kalau Morris menggunakan kekuatan tersebut, saya percaya Morris pasti dapat menemukan tikus itu untuk kita..".. Dan Morris mengiyakan permintaan gurunya, dan benar saja, si tikus itu kemudian berhasil ditemukan..

Kejadian di sekolah itu kemudian dituliskan Morris di dalam buku hariannya:
"Hari itu, saat itu, saya seakan dilahirkan kembali.. Guru memuji saya dan mengatakan bahwa telinga saya adalah pemberian Tuhan.. Selama ini saya merasa bahwa kebutaan saya adalah suatu beban berat.. Tetapi dengan pujian guru, saya jadi memiliki kepercayaan diri yang besar.."

Berpuluh-puluh tahun sejak kejadian itu, Morris meneruskan hidupnya di jalur musik dengan menggunakan kelebihan pendengarannya.. Morris menjadi cukup terkenal dengan menjadi penulis lagu dan penyanyi.. Dengan nama panggung: Stevie Wonder..!!.. Nggak tau Stevie Wonder ???.. Monggo di googling sendiri.. (^_^)/

Nggak salah deh ada ungkapan: "Untuk sesuatu yang dikurangkan, pasti ada sesuatu yang dilebihkan.."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun