Mohon tunggu...
"Ogi " N Subagyo HS Purworejo
"Ogi " N Subagyo HS Purworejo Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ngawurologi & Anehologi, tinggal di Jogja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemetaan Kekuatan Politik Ala Presiden Jokowi

18 Januari 2015   02:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:55 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepekan gonjang-ganjing dunia perpolitikan di Indonesia karena penunjukan Komjen BG sang tersangka KPK sebagai calon Kapolri akhirnya diselesaikan oleh  Presiden  Jokowi secara elegan yaitu dengan menunda pelantikan sebagai Kapolri sampai ada ketetapan  hukum.  Banyak yang bergembira  dan lega dengan keputusan presiden ke tujuh tersebut, namun tidak sedikit pula yang kecewa berat (sakitnya hati (). Komunitas yang bergembira dan lega tentunya bagi para relawan pendukung  Jokowi maupun kelompok  idealis lainnya (kekuatan ekstra parlementer). Sedangkan kelompok yang kecewa berat adalah komunitas kontra Jokowi yang selama ini bersikap berseberangan dengan Jokowi dan koalisinya.  Kelompok  kontra Jokowi kecewa berat karena strategi mereka  untuk  menjerumuskan Jokowi (membuat stigma negatif) dengan bersikap seolah-olah mendukung dengan bulat atas penunjukkan Komjen BG sang tersangka KPK ternyata gagal total  (dalam dialek Banyumasan ; gagal maning gagal maning!!!).
Menurut analisis   ngawurologi , ternyata kita mendapat pembelajaran pemetaan politik yang cerdas dari Jokowi beserta timnya. Kenapa saya mengatakan beserta timnya, karena bagaimanapun juga design SANDIWARA mengajukan Komjen BG sebagai calon tunggal  Kapolri yang notabene  sudah ditandai warna merah oleh KPK  (akhirnya tersangka)  tentunya melalui proses analisa  strategi politik  dengan rencana skenario yang matang serta  melibatkan  peran aktif pendukung dari Koalisi Indonesia Hebat beserta tim ring satu istana. Mengapa saya mengatakan sebagai sandiwara, karena semua itu hanyalah sebagai umpan pancingan kepada lawan-lawan politiknya (Koalisi Merah Putih)  sekaligus memetakan kekuatan politik. Begitu cantik dan cerdasnya strategi permainan politik Jokowi dkk sehingga kita baru tersadar setelah endingnya. Kebijakan Jokowi yang antagonistik tersebut menstimulir masyarakat melakukan penolakan terhadap Komjen BG sebagai calon tunggal Kapolri. Bagi para Jokowi Haters ada amunisi untuk melakukan bullying di berbagai medsos, sedangkan bagi Jokowi Lovers terkena syndroma terkaget-kaget dan kecewa.
Umpan yang terdesign rapi tersebut akhirnya direspon oleh Koalisi Merah Putih di komisi III DPR menyetujui calon Kapolri yang diajukan Jokowi, tentunya dengan berbagai pertimbangan  kepentingan politik kelompoknya. Bayangkan saja dalam rapat paripurna secara aklamasi menyetujui  komjen BG sang tersangka KPK sebagai calon Kapolri. Yang jadi pertanyaan, keuntungan apakah yang akan diperoleh  Jokowi dengan strategi antagonistik tersebut? Menurut ilmu ngawurologi ada beberapa keuntungan politis yang diperoleh oleh Jokowi, diantaranya adalah:
Keuntungan pertama, Jokowi mampu memetakan kekuatan politik di DPR yang didominasi Koalisi  Merah Putih yang diduga ada kecenderungan akan melakukan pembusukan kebijakan pemerintahan.  Dalam hal ini Jokowi menuai keuntungan politis, karena masyarakat akan menilai Jokowi lebih mau mendengarkan aspirasi masyarakat dari pada anggota dewan yang mengabaikan aspirasi masyarakat dan kaidah hukum. Dampak yang lebih serius akan membuat posisi tawar yang rendah anggota Koalisi Merah Putih dihadapan konstituennya. Akhirnya akseptabilitas Jokowi di masyarakat semakin menguat.
Keuntungan kedua, menunjukkan kepada masyarakat dan  lawan politik  bahwa Jokowi mempunyai kemampuan dan kemandirian menentukan kebijakan pemerintahannya yang tidak bisa diintervensi oleh kekuatan  partai pengusungnya. Independensi pemerintahannya telah nyata ditunjukkan kepada rakyat Indonesia, stigma presiden boneka hanya rekaan para lawan politiknya.
Keuntungan ketiga,  relawan pro Jokowi semakin kuat mengkonsolidasikan untuk tetap mengawal dan mengawasi segala kebijakan pemerintahan Jokowi sehingga akan meminimalkan adanya  intervensi pihak lain.
Keuntungan keempat, menunjukkaan bahwa kualitas berpolitik Jokowi lebih tinggi beberapa level daripada  lawan politiknya,   beliaunya lebih piawai dan cerdas berpolitik ……( ( (
Keuntungan kelima, koalisi merah putih akhirnya lunglai menghadapi wong ndeso……( ( (
Keuntungan keenam, komunitas Jokowi Haters semakin tidak simpati lagi terhadap polah tingkah Koalisi Merah Putih….
Salam Ngawurologi
Jogja, Sabtu Legi-17 Jan 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun