Mohon tunggu...
OggiGunadi Mawahiburahman
OggiGunadi Mawahiburahman Mohon Tunggu... -

Founder of The London Living, private serviced apartment with english ambience " london style" 082124071700 daily rental studio, 1-2 Bedrooms

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Chicago, USA

20 Oktober 2013   07:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:17 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Chicago.

Kota Chicago merupakan kota nomor 3 terbesar di Amerika. Letaknya di states Illnois, masih di wilayah east coast.Pagi itu saya tiba pukul 10.00 dari kota Orlando, Florida. Terdapat perbedaan 1 (satu) jam mundur dari Florida yang memakan waktu 2 (dua) jam penerbangan dengan United Airlines

Tiba diO Hare International airport saya sudah bisa merasakan kehangatan kota yang saat itu amat sangat dingin ( sekitar 32 fahrenheit atau 0 celcius). Dibandingkan dengan beberapa kota di eropa, termasuk London dan juga kota di Amerika yang terbilang saat dingin pada akhir tahun New York City. Chicago ternyata jauh lebih dingin

O Hare international airport sangat cantik, selain rapid an ramai, lampu lampu yang menghias seakan menyambut kedatangan saya siang itu dengan ramah. Setelah mengambil tas, sayapun bergegas menuju ke train station CTA (blue line), karena selain menghemat sayapun ingin menikmati kota dengan public transportation, merasakan sebagai lokal, buka seorang turis.

CTA (Christian Transport Association) yaitu metro subway yang beroperasi di kota Chicago, gambarannya kurang lebih sama seperti New York dan Paris.namun ada yang di atas (overground) dan di bawah tanah (underground).Single tiket seharga 2.50 USD , namun saya membeli unlimited 3 days pass 14 USD karena jauh lebih irit kalau saya pergi kemana mana.

Dengan CTA blue line saya menuju ke hostel dimana saya booking sebelumnya melalui internet, yaitu hostel AAP Parthenon, di daerah Greektown di station UIC Halstead. Lokasinya tidak terlalu jauh dari Downtown, bahkan beberapa blok jalan sudah sampai Sears Tower, salah satu gedung tertinggi di Amerika

Setelah check in, saya mengambil map kota dan mengambil note beberapa tempat yang menarik di kota itu. Beberapa tempat masuk ke dalam list saya, namun seperti biasa, setelah saya memegang map, saya akan mencarijalan besar terdekat dan berjalan terus menuju down town, Jackson Boulevard yang letaknya di sebalah blok dimana saya tinggal dan benar saja saya melewati banyak tempat yang istimewa, Grand Central station dan Sears.

Sears Tower merupakan gedung tertinggi yang di dalamnya terdapat atraksi SkyDeck, dimana kita bias berdiri di atas ketinggian hamper 400 meter dengan laintai yang terbuat dari kaca, sungguh suatu uji nyali yang mendebarkan, not for me thanks, saya sedikit phobia dengan ketinggian

Sepanjang Jackson boulevard saya melewati distrik financial LaSalle, yang sempat membuat saya terbelalak dengan gedung gedung yang rapi , baru dan kuno. Sistem di kota Chicago sedikit berbeda dengan NewYork, London atau kota kota di eropa lainnya. Di Chicago umumnya hamper di kebanyakan bangunan terdapat gang di belakangnya yang mana semua loading barang dan sampah melalui pintu belakang bangunan, alhasil di depan bangunan terlihat rapi dan bersih,

Sampailah saya diujung Jackson Bulevard, menyebrang dan sudah sampai saya di tepi downtown.

Saya sejenak melewati salah satu gerai tourist information center, disana sedang diadakan Chicago model city, yaitu maket dimana dibuat replica model lama dan up to date Chicago. Saya bertemu dengan seorang penjaga yang kebetulan senior architect, Beliau sangat senang menjelaskan kepada saya mengenai kota Chicago yang dibangun sekitar tahun 1800-an.

Maket-nya bagus sekali dan sepertinya distrik kota Chicago dikelilingi oleh sungai, hampir di tiap blok terdapat jembatan. Sangat puas rasanya saya berada di tempat seperti itu

Saya berencana untuk masuk ke dalam museum Spertus, atau Chicago cultural center, namun mengingat waktu yang agak sore,saya memutuskan untuk menuju tempat lainny

Tidak jauh dari sana Millenium Park dimana terkenal dengan icon dari kaca yang berbentuk menyerupai kacang raksasa, sore yang cukup dingin itu banyak juga orang yang berkeliling disana, sekadar mengambil foto bersama, disaat sunset

Tidak terlalu lama saya di Millenium Park saya memutar arah menuju State Street, yaitu distrik belanja seperti halnya Orchard Road Singapore. Terdapat banyak label nama dan department store terkenal seperti Macys disana. Setelah belanja, saya melanjutkan perjalanan menuju area Broadway.

Seperti halnya New York City, Chicago broadway memiliki cukup banyak gedung pertunjukan musical teater. Namun tidak sebanyak Westend London yang menyebar di beberapa tempat. DiChicago terdapat beberapa gedung yang didalamnya ada beberapa lokasi dimana pertunjukan musical teater digelar.

Saya berada di daerah The Loop atau downtownnya Chicago, dimana shopping street, Financial district dan daerah utama kota ini

Saya berkesempatan melihat live show syuting siaran beritaABC7 Chicago dari State street. Karena studio nya memang hanya dilapisi kaca, sehingga pengunjung dapat melihat langsung saat penyiar siaran berita, termasuk ramalan cuaca yang saat itu meramalkan esok hari akan turun salju

Puas berkeliling di State Street , City hall dan daerah di sekitar The Loop saya memutuskan untuk pulang ke hotel tempat saya menginap.

Malam harinya saya berkeliling dengan bus kota menuju sekitar Licncoln Park dan North Halstead, oh ya di Chicago banyak nama jalan yang tidak terputus, artinya dari penomoran rumah / bangunan no 1 hingga 3000, yang mana dapat memudahkan kita untuk mengira ngira dimana lokasi yang akan kita tuju, apabila kita belum pernah datang ke tempat tersebut.

Day 2.

Pagi ini sangat istimewa, saya dikunjungi teman lama sepasang suami istri yang kebetulan saat itu sedang berada disana setalah liburan dari Hawaii untuk kembali pulang ke tempat asalnya di Santa Barbara, California. Sempat dibawakan masakan Indonesia buatan tangannya, wow, yummy

Kami bertiga tour mendatangi Lake Michigan yang pagi itu airnya sudah beku menjadi es, namun sinar matahari menghangatkan perjalanan kami. Planetarium berada di sisi danau Michigan

Memutari sudut susut kota Chicago sungguh menyenangkan, jembatan layang dipinggir kota dimana kami melewati Navy pier yang terkenal, dan jalan jalan kecil didalam kota. Puas rasanya saya menikmati pagiitu, sampai akhirnya kami tiba di salah satu restaurant khas amerika. Kami menikmati sandwich dan vanilla shake plus chips.

Sempat turun kami menikmati kopi di Hyatt Regency Chicago yang lokasinya di pinggir sungai dan tidak jauh dari Michigan Avenue, distrik lain yang menjadi salah satu avenue terbaik dan terkenal di dunia, lebih besar dan lebih lengkap dengan State Street di kawasan The Loop. Terdapat mall dan label nama dari mulai Keeneth Cole hingga Gucci, Channel juga puluhan branded shops lainnya

Puas di Michigan avenue, saya berjalan menuju arah the Loop, sambil tidak berhenti mengambil gambar dan video, saya berjalan melewati Trumph tower yang megah, Hard Rock hotel dan sampailah saya di beberapa gerai took souvenirs.

Tampaknya sore itu salju semakin besar dan semakin dingin. Saya memutuskan kembali ke hostel untuk beristirahat dan makan masakan Indonesia buatan kawan saya

Malam harinya saya mencoba keluar hostel untuk menikmati salju yang sudah berhenti turun, namun sangat dingin sekali sehingga saya hanya berkesempatan masuk ke supermarketbesar khas amerika Wellgrave saja dan memutuskan kembali ke hostel

Kembali ke hostel saya menikmati Jahe hangat dan makanan Indonesia bersama 3 orang teman yang baru saya kenal disana, Brucester seorang petualang lokal yang tinggal di hostel itu, dan 2 orang perempuan bernama Jane asal Perancis dan Samantha asal Australia. Ah senang rasanya mereka juga ikut mencicipi telor dadar , rending dan tempe orek khas Indonesia. Itulah salah satu alasan mengapa saya menyukai tinggal di hostel, tentu saja faktor utama adalah murah dan lokasi yang biasanya cukup strategis, namun kesempatan bertemu dengan traveler dari penjuru dunia lebih mengasyikan, bangga rasanya saat memperkenalkan diri dari Indonesia, dan mendengar para traveler dunia menyebutkan kata Indonesia.

Keesokan harinya saya dipick up sahabat saya dan suaminya menuju Airport. Petualangan saya keliling East Coast Amerika diakhiri dengan pelancongan ke Chicago yang sangat mengesankan, rasanya saya tidak ingin pulang. Sayup sayup lagu lama Chicago ………….if you leave me now….baby please don’t go rasanya menyuarakan hati kecil saya, yang betah karena merasakan keramah tamahan kota ini walau udara dibawah minus 5 derajat celcius pagi itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun