Mohon tunggu...
jojoaooaoa
jojoaooaoa Mohon Tunggu... Lainnya - karyaw

sScsacc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

lebih baik Kafir atau Kufur ?

3 Maret 2015   17:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:14 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seringkali orang (kita) dengan mudahnya mengkafirkan orang lain, melihat segala sesuatu dari kaca mata agama, bertentangan dengan tuhan /keyakinannya sedikit langsung divonis, kafir,,tanpa melihat dari dua sisi

Tampaknya kita tidak perlu mau melihat dari dua sisi, kita sering menghujat salah satau aliran islam itu kafir, keluar saja dari islam, karena melanggar akidah, atau berbondong bondong menghasut orang lain untuk protes apabila ada pembangunan gereja atau misionaris yang  berusaha menyampaikan pesan keagamaannya. begitu senangnya kita menunjuk telunjuk kita ke orang lain, dan tidak sadar 3 jari menunjuk balik kita ( namun tertutup jempol)

Terus terang, miris rasanya melihat fenomena ini, saya bicara skala di negri kita, akidah di obral, namun perilaku jauh sekali dari agama, kalaupun menjalankan agama, masih banyak di antara kita yang terlalu mengkotak kotakan agama sehingga mudah sekali menilai orang lain sedemikian dahsyatnya

Saya banyak bergaul dengan Atheis, sama sekali tidak menyalahkan mereka, dalam hati saya tahu itu pilihan hidup karena mereka melihat fakta bahwa agama menjadikan sebagian kita fanatik, sebagian menjadi juri dan sebagian lain menjalankannya dengan benar,,,,bukankah esensi agam itu berbuat dan berhubungan baik dengan pencipta dan sesama ciptaanya. itu hal paling dasar tapi kebanyakan dari kita lupa dan selalu lupa

Saya banyak bertukar fikiran dengan banyak atheis, mereka tahu atau tidak mau tahu bahwa ada sang pencipta, mereka berusaha menjadi yang terbaik bagi diri sendiri dan bagi orang lain dan lingkunganya. berbeda bagi orang yang beragama, hidup, mati, pertanggung jawaban atas apa yang dilakukan di alam kubur dan berakhir di surga atau neraka, (kurang lebihnya), namun bagi mereka atheis, disaat tua mereka tetap ingin berbuat baik bagi dirinya dan lingkungannya, banyak dari mereka yang terlibat dalam charity dan melalukan kebaikan bagi orang lain

Saya sendiri banyak menilai bahwa kaum atheis ternyata banyak sekali yang melakukan hidup lebih hati hati, tahu aturan dan menghargai "hidup" berbeda dengan kita yang paham sekali bahwa dunia ini hanya persinggahan sementara namun masih banyak yang ceroboh dengan hidup, seakan tidak (TAKUT) dengan hari pembalasan, masih banyak diantara kita yang KUFUR, sadar betul bahwa hidup itu anugerah, namun masih tidak menerima anugrah itu, tidak bersyukur, main main menjalani hidup dan berbuat dzalim terhadap orang lain

Mungkin ada baiknya , kita banyak berkaca seberapa banyak kita mensyukuri atau kufur (tidak mensyukuri) nikmat tuhan, berakaca dengan ahlak yang kita lakukan , bukankah seseorang yang disebut beragama terpancar dari sikap dan kelakuannya? bukan dari mulutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun