Mohon tunggu...
jojoaooaoa
jojoaooaoa Mohon Tunggu... Lainnya - karyaw

sScsacc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beragama kok gitu.....

6 Maret 2015   18:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:04 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ngakunya Bangsa Beragama , Akhlaknya Parah karena banyaknya salah kaprah,

pemahaman agama yang saya ketahui sejak kecil adalah Jangan berbuat jahat karena jahat itu dosa, akan masuk neraka, sementara apabila berbuat baik akan mendapat balasan masuk surga. simple, namun kita masih lupa untuk saling mengingatkan bagaimana itu hubungan yang baik dengan tuhan dan sesama manusia dan ciptaannya, hidup ahlak santun , empati dan saling menolong rasanya kurang di garis bawahi, doktrin doktrin saja yang dibuat , sehingga banyak orang tanpa sadar mengaung agungkan imam (pemimpin) karena berharap mendapat berkat

Di negara kita, mudah sekali menghasut dan terhasut, profokasi atas nama agama begitu gencarnya disuarakan untuk kepentingan politik, agama diperjual belikan,,bahkan beberapa pemuka agama pun tidak tanggung tanggung melakukan hal yang sebenanya selalu diingatkan,, I say Dont, but I do....semuanya persis apa yang tertulis di kitab, bahwa akhir zaman orang yang dipercayalah yang banyak menghianati

Banyak hal hal yang membuat saya risih dan rasanya ingin seandainya bisa protes dengan budaya sehari hari kita yang justru saya lihat ahlaknya tidak (kurang) beragama, lihat saja siaran di Televisi, okelah sinetron itu memang bukan tontonan nyata, tapi berita di TV. lebih banyak yang ditayangkan berita mengenai kejahatan dan kecelakaan dan yang terakhir begal, dan bakar massa.. seandainya bisa dilihat mungkin hawa panas terus yang menyelimuti kita. apabila ekonomi dan kemiskinan menjadi masalah utama saya bilang tidak, tapi ahlak dan mental lah yang jadi masalah,, sepertinya kita sudah perlu detox hati

Saya dulu sempat sedih dan miris, misalnya bunyi pengeras ibadah di siang bolong di hari libur, saya setuju kalau untuk adzan, tapi kalau berkoar koar untuk pengajian di siang hari panas,apa tidak mengganggu orang sakit? Orang tua? Anak bayi atau orang yang selama seminggu kerja untuk mencari nafkah demi keluarga atau pengajian ibu ibu yang pernah saya temui meminta sumbangan keliling dan kemudian mengaji dengan toa yangdikeraskan,,,,saya setuju sekali dari sisi ibahanya sangat bagus, tapi bagaimana dari sisi yang lain, begitu juga dengan meminta sumbangan masjid dengan jarring yang sangat mengganggu dan berisik.apalagi dengan lagu lagu qasidah yang distel keras keras? dimana rasa empatinya, ego atas nama ibadah dan agama buat saya dan

pernahkah kita berfikir bagaimana orang yang katanya kafir menilai kita?

Kita terlalu banyak di judge dengan dalil dalil yang menghantui kita,danucapan ucapan imam (leader) yang memprofokasi dengan hal hal yang tidak masuk diakal, turut memprofokasi karena Ahok itu cina, Kristen atau dilarang mengucapkan selamat natal dll…uhh ribet banget ….

Coba ambil kaca, pelan pelan kita bertanya,,bagaimana sholat subuh sampai isya kita sudah lengkap? Bagaimana sedekah kita? Apakah yang kita lakukan selama ini ikhlas dan tulus tanpa ada unsur RIYA, didalamnya ? apakah kita percaya hal hal selain tuhan (orang pintar, batu giok ? eyang ini eyang itu,)

Kita tahu junjungan kita Nabi Muhammad Saw memiliki ahlak dan sikap yang NYARIS sempurna untuk ukuran manusia, rendah hati, pemaaf ,lemah lembut, dll….kenapa kita tidak berusaha mencontoh sikap sikap beliau yang jelas jelas selalu kita doakan dan panuti,minimal untuk diri sendiri, Shalatlah minimal 5 waktu sekalian pelan pelan membersihkan hati kita sambil terus meperhatikan apa yang kita perbuat dan lakukan dan memperbaiki menjadi manusia yang lebih baik lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun