Mohon tunggu...
Oga Purba
Oga Purba Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar

Setiap kuasa memberi makna pada kehidupan dan karena setiap kata punya kuasa, maka aku akan berkata-kata untuk memberi makna pada kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Degdeg Serrr Menungu Kelahiran Anak Pertama

19 Maret 2013   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:30 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah Anda pernah merindukan orang yang belum pernah Anda temui sebelumnya? Aneh memang, tapi seperti itulah yang saya rasakan saat menantikan kelahiran Anakku yang pertama. Kurang lebih sebulan lagi kami akan bertemu face to face...alias dia akan lahir ke dunia ini.

Bukan hanya rindu, namun juga bercampur dengan perasaan kuatir, gelisah, resah alias galau seperti yang dialami para remaja-remaja zaman media sosial sekarang ini. Kegalauan pertama adalah apakah saya benar-benar bisa menjadi ayah yang baik bagi anakku? Terkadang muncul rasa tak percaya diri, namun tak ada yang terlahir menjadi ayah. Semua ayah sekarang pasti tadinya mereka adalah seorang lelaki yang belajar menjadi ayah.

Kegalauan kedua adalah ketakutan mengenai kondisi Anakku, apakah semua anggota tubuhnya lengkap dan sempurna? Apakah jiwa dan rohaninya sempurna? Memang zaman sekarang ini sudah ada teknologi yang memungkinkan untuk mencaritahu jawaban dari kegalauanku mengenai fisiknya yaitu USG 4D, namun tetap saja bila tak melihatnya secara langsung tak puas rasanya. Terlebih mengenai jiwanya, kadang muncul ketakutan apakah ada kesalahan yang aku dan istriku lakukan selama dia dalam kandungan sehingga mempengaruhi kejiwaannya? apakah dia akan lahir sebagai anak normal? dan berbagai pertanyaan galau termasuk apakah dia akan lahir selamat, dst..

Kegalauan ketiga ialah mengenai pilihan proses bersalinnya apakah normal atau cesar? Untung istriku memilih normal dan aku mendukungnya. Terkadang aku kasihan melihatnya kesesakan terlebih saat sang my future boy aktif latihan tae kwon do dalam perut mamanya. Dan itu dilakukannya hampir tiap hari tanpa jeda sehari pun. Aku tak tega melihatnya harus kesesakan dan kecapekan lagi pada saat melahirkan. Bisa saja coba normal tapi kalau ternyata pada akhirnya tetap cesar juga mending dari awal diputuskan untuk cesar saja. Sekalian capek tanpa menunda-nunda ber jam-jam. Namun tetap saja muncul kegalauan apakah operasi akan lancar atau akan ada halangan? Kita berdoa dan percaya semua akan baik-baik saja. amin!!!

Anak memang karunia yang luar biasa dari Tuhan. Tidak sedikit pasangan yang harus menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya bahkan ada yang harus mengadopsi, tetapi bukan berarti mereka tidak diberkati Tuhan. Bukan sama sekali. Oleh karena itu ketakutan dan kegalauan ini adalah wajar, itu hanyalah uang muka atas karunia Tuhan yang luar biasa.

Semoga Tuhan yang Maha Kuasa memberikan kekuatan kepada istri dan anakku dan kesempurnaan pada proses persalinannya bulan depan. Semoga kegalauan dan kekuatiran ini menghasilkan kebahagiaan yang luar biasa untuk keluarga dan banyak orang. Mohon doa Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun