Mohon tunggu...
Ofik Taufiqur Rohman
Ofik Taufiqur Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Drafter

Nama: Ofik Taufiqur Rohman, NIM: 41421110088, Jurusan :Teknik Elektro, Fakultas:Teknik, Dosen:Prof  Dr Apollo, M.Si.Ak.CIBV,CIBG,CIBV, Mata Kuliah : Kewirausahaan III

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Doktrin Arete untuk Tata Kelola Bisnis

1 Juli 2024   19:06 Diperbarui: 1 Juli 2024   19:12 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mitos Kereta Jiwa menyebutkan konsep-konsep seperti 'Akhilles,' 'Moderasi,' 'Kendali Atma,' dan 'Keberanian.' Bagian ini tampak membahas kebajikan terkait kendali diri dan keberanian.

Kelahiran Kembali Jiwa termasuk konsep 'Arete' dan 'Moral Arete Socrates.' Gambar ini juga mengacu pada karya Plato dengan ikon buku, mengorganisir konsep-konsep filosofis tentang jiwa menurut Plato dengan cara visual, sehingga memudahkan pemahaman tentang bagaimana ide-ide ini saling terhubung.

The Rhetorical Triangle: Ethos, Pathos, Logos

Rhetorical Triangle dari Aristoteles mencakup tiga elemen persuasif utama:

  • Ethos: Berkaitan dengan kredibilitas pembicara. Ini mencakup bagaimana pembicara membangun kepercayaan dengan audiens.
  • Pathos: Terkait dengan emosi audiens. Pesan yang memicu emosi lebih efektif dalam mempengaruhi.
  • Logos: Berfokus pada logika dan bukti. Pesan yang didasarkan pada fakta dan argumen yang baik lebih persuasif.

Dengan menggabungkan konsep-konsep ini, kita dapat memahami pentingnya keseimbangan antara keinginan, semangat, dan akal dalam diri manusia serta bagaimana kredibilitas, emosi, dan logika mempengaruhi efektivitas komunikasi. Ini relevan dalam konteks doktrin Arete, di mana pencapaian keunggulan dalam bisnis memerlukan integrasi dari semua aspek ini.

Studi Kasus: Penerapan Arete dalam Perusahaan Terkenal

Beberapa perusahaan terkenal telah berhasil menerapkan prinsip-prinsip Arete dalam tata kelola mereka. Misalnya, perusahaan teknologi seperti Apple dan Google dikenal karena komitmen mereka terhadap inovasi dan kualitas. Mereka tidak hanya menciptakan produk yang mengubah industri, tetapi juga menerapkan standar tinggi dalam etika dan tanggung jawab sosial.

Apple dikenal karena fokusnya pada desain inovatif dan user experience. Perusahaan ini selalu berada di garis depan teknologi dengan memperkenalkan produk-produk revolusioner seperti iPhone, iPad, dan MacBook. Apple juga menerapkan standar tinggi dalam etika bisnis dan tanggung jawab sosial, memastikan bahwa mereka tidak hanya menghasilkan produk berkualitas tinggi, tetapi juga beroperasi dengan cara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

Google, di sisi lain, telah menerapkan prinsip-prinsip Arete dalam setiap aspek operasi mereka. Dari teknologi pencarian yang inovatif hingga produk seperti Android dan Google Maps, Google selalu mendorong batasan inovasi. Perusahaan ini juga dikenal karena komitmen mereka terhadap etika bisnis, tanggung jawab sosial, dan pengembangan sumber daya manusia. Google menciptakan lingkungan kerja yang mendorong kreativitas dan inovasi, memastikan bahwa karyawan mereka dapat mencapai potensi tertinggi mereka.

Kesimpulan

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun