Mohon tunggu...
Ofik Taufiqur Rohman
Ofik Taufiqur Rohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Drafter

Nama: Ofik Taufiqur Rohman, NIM: 41421110088, Jurusan :Teknik Elektro, Fakultas:Teknik, Dosen:Prof  Dr Apollo, M.Si.Ak.CIBV,CIBG,CIBV, Mata Kuliah : Kewirausahaan III

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Doktrin Arete untuk Tata Kelola Bisnis

1 Juli 2024   19:06 Diperbarui: 1 Juli 2024   19:12 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Doktrin Arete untuk Tata Kelola Bisnis

Pendahuluan

Dalam dunia bisnis yang semakin kompleks dan kompetitif, prinsip dan nilai yang kuat menjadi landasan penting bagi tata kelola yang efektif. Salah satu konsep kuno yang relevan untuk diterapkan dalam tata kelola bisnis modern adalah doktrin Arete. Berasal dari Yunani kuno, Arete berarti keunggulan atau kebajikan dalam mencapai potensi tertinggi seseorang atau suatu entitas. Dalam konteks bisnis, Arete dapat diartikan sebagai upaya terus-menerus untuk mencapai keunggulan dalam setiap aspek operasi dan manajemen.

Konsep Arete

Arete dalam filsafat Yunani kuno tidak hanya merujuk pada keunggulan fisik atau intelektual, tetapi juga mencakup dimensi moral dan etika. Seorang individu atau entitas yang mencapai Arete menunjukkan kualitas terbaik dalam segala tindakan dan keputusan. Dalam bisnis, ini berarti mengintegrasikan standar tinggi dalam etika, tanggung jawab sosial, dan keunggulan operasional.

Penerapan Arete dalam Tata Kelola Bisnis

  1. Komitmen terhadap Kualitas: Bisnis yang menerapkan Arete menempatkan kualitas di atas segalanya. Ini tidak hanya berlaku untuk produk dan layanan yang dihasilkan, tetapi juga dalam setiap proses internal. Melakukan pekerjaan dengan cara terbaik memastikan bahwa perusahaan memberikan nilai yang maksimal kepada pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Perusahaan seperti Toyota, yang menerapkan prinsip kaizen atau perbaikan berkelanjutan dalam setiap aspek operasional mereka, adalah contoh nyata dari komitmen terhadap kualitas. Melalui pendekatan ini, Toyota mampu menciptakan produk-produk berkualitas tinggi dan mempertahankan posisi mereka sebagai pemimpin industri otomotif.
  2. Etika dan Integritas: Arete menekankan pentingnya etika dan integritas. Keputusan bisnis harus didasarkan pada prinsip-prinsip moral yang kuat, menghindari praktik-praktik yang merugikan atau tidak adil. Integritas dalam berbisnis menciptakan kepercayaan jangka panjang dengan pelanggan, mitra, dan karyawan. Perusahaan seperti Patagonia dikenal karena komitmen mereka terhadap etika dan tanggung jawab sosial. Mereka tidak hanya fokus pada profitabilitas, tetapi juga pada dampak lingkungan dan sosial dari operasi mereka. Patagonia berusaha untuk meminimalkan jejak lingkungan mereka dan mendorong praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan.
  3. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Menghargai dan mengembangkan potensi karyawan adalah bagian integral dari doktrin Arete. Perusahaan harus berinvestasi dalam pelatihan dan pengembangan, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung pertumbuhan dan inovasi. Karyawan yang merasa dihargai dan didukung cenderung memberikan kinerja terbaik mereka, yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam perusahaan. Google adalah contoh perusahaan yang berhasil menerapkan prinsip ini. Mereka menawarkan berbagai program pelatihan dan pengembangan, serta lingkungan kerja yang memfasilitasi kreativitas dan inovasi. Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan kepuasan karyawan tetapi juga mendorong munculnya ide-ide inovatif yang memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan.
  4. Tanggung Jawab Sosial: Sebuah bisnis yang mengikuti prinsip Arete tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga pada dampaknya terhadap masyarakat dan lingkungan. Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) menjadi bagian penting dari strategi bisnis, memastikan bahwa operasi perusahaan memberikan kontribusi positif bagi komunitas lokal dan global. Perusahaan yang bertanggung jawab sosial akan lebih mudah mendapatkan dukungan dari masyarakat dan memperkuat citra mereka di mata publik. Unilever adalah contoh perusahaan yang telah mengintegrasikan tanggung jawab sosial dalam strategi bisnis mereka. Melalui inisiatif Sustainable Living Plan, Unilever berkomitmen untuk mengurangi dampak lingkungan dari produk-produk mereka dan meningkatkan kesejahteraan sosial di komunitas tempat mereka beroperasi.
  5. Inovasi Berkelanjutan: Keunggulan dalam bisnis juga berarti kemampuan untuk terus berinovasi. Mengadopsi teknologi baru, meningkatkan efisiensi operasional, dan beradaptasi dengan perubahan pasar adalah ciri khas perusahaan yang mencapai Arete. Inovasi berkelanjutan memastikan bahwa perusahaan tetap relevan dan kompetitif di pasar yang selalu berubah. Apple adalah contoh perusahaan yang terus berinovasi dan menetapkan standar tinggi dalam industri teknologi. Dengan fokus pada desain dan fungsionalitas produk, Apple berhasil menciptakan produk-produk revolusioner yang mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi.

Tiga Lapisan Jiwa Plato dan Teori Jiwa Manusia

Berikut adalah penjelasan mengenai gambar yang Anda kirim, yang menggabungkan konsep dari Plato dan Aristoteles tentang sifat manusia dan teknik persuasi.

Modul 14
Modul 14

Tiga Lapisan Jiwa Plato adalah:

  • Akhal (Pikiran): Mewakili akal budi atau kemampuan berpikir rasional.
  • Thymoeides (Semangat): Merupakan semangat atau semangat hidup.
  • Epithymetikon (Nafsu): Terkait dengan keinginan dan hasrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun