Tidak selamanya segala sesuatu hal dalam hidup ini berjalan atau terjadi sesuai dengan apa yang kita pikirkan atau rencanakan. Kata bijak ini benar adanya dan tidak dapat disangkal. Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa dalam kehidupan ini, kerapkali bagaimanapun kita menghindari atau menolak sesuatu hal buruk untuk tidak terjadi kepada diri kita, namun tetap saja kita masih bisa mengalami hal -- hal yang terjadi di luar dugaan tersebut? Terkadang kita sudah merencanakan sesuatu hal besar yang menurut kita akan berhasil dan mencapai target serta sesuai dengan tujuan kita di awal, namun pada akhirnya apa yang telah kita targetkan ternyata malah meleset bahkan kita akan kehilangan tujuan awal itu ketika ia sudah hilang begitu saja.
Sebagai contoh, hal ini banyak terjadi pada investasi atas indeks saham yang banyak kita tanamkan untuk mencapai marketing target dengan harapan bisa meraih keuntungan sebesar -- besarnya apabila terjadi 'cuan' atas investasi yang sudah kita tanamkan tersebut. Namun karena terkadang kita terlalu terlena setelah kita merasa telah mendapatkan keuntungan yang lumayan pada saat harga indeks mencapai target yang kita inginkan, lantas kita mulai berpikir bahwa jika kita menanamkan lebih lagi pastilah kita akan meraih keuntungan tambahan yang bahkan lebih tinggi dari sebelumnya. Ini dikarenakan sifat alami manusiawi yang tidak pernah merasa cukup dan bersyukur atas apa yang telah kita raih hingga menimbulkan keserakahan dan membuat kita cenderung kehilangan kesadaran untuk berpikir lebih jernih sebelum memutuskan sesuatu hal hingga akhirnya alih -- alih mendapatkan keuntungan lebih, malah malapetaka yang kita dapatkan sehingga tidak sedikit orang yang mengalami depresi dan akhirnya mengambil jalan pintas dengan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Adapun kasus lainnya yang kerapkali terjadi di tengah -- tengah kehidupan masyarakat yang pada saat ini seringkali kita dengar yakni cyber crime. Pernahkah kita mengalami hal ini? Mudah -- mudahan kita senantiasa dihindari dari hal -- hal tidak terduga seperti ini ya. Dalam hal ini saya ingin mengingatkan kepada semua pembaca untuk lebih berhati - hati, karena pada saat ini sedang maraknya terjadi cyber crime.
Seberapa berhati -- hatinya kita pun, tetap saja kadang kala ada orang yang iseng dan membajak akun sosial media atau financial platform orang yang kita kenal lalu kemudian mengatasnamakan orang yang kita kenal tersebut untuk meminta kita mentransfer sejumlah uang dengan berbagai alasan dan terkadang alasan -- alasan yang diutarakan seringkali begitu meyakinkan hingga kita merasa bahwa itu benar -- benar merupakan teman kita yang sedang dirundung kesulitan dan membutuhkan pertolongan, lantas kita pun akhirnya menjadi simpatik dan kemudian mengiyakan permintaan tersebut. Akhirnya setelah hal tersebut terjadi, tidak berapa lama kemudian kita baru sadar kembali bahwa ada yang salah dan merasa menyesal sudah mengiyakan permintaan teman kita tersebut dan ketika kita ingin menuntut orang yang sudah menjebak kita atas kerugian yang ditimbulkan pun semuanya sudah terlambat.
Tidak sedikit pula dikarenakan seiring berkembangnya teknologi, berbagai cara sangat diupayakan oleh orang -- orang yang tidak bertanggung jawab untuk mewujudkan keinginannya. Untuk itulah kita perlu dibekali beberapa pengetahuan atau edukasi yang disebut sebagai "LIMA FAKULTAS KEHIDUPAN". Karena selama ini yang kita ketahui hanyalah fakultas yang merupakan bagian dari sebuah perguruan tinggi tempat di mana kita menimba ilmu pengetahuan. Namun fakultas yang akan kita pelajari kali ini merupakan fakultas pendidikan yang dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari -- hari kita terutama untuk membekali diri kita guna memerangi cyber crime ataupun hal buruk lainnya yang mungkin kapan saja dapat menghampiri atau menimpa diri kita. Berikut ini merupakan paparan penjelasan dari Lima Fakultas Kehidupan ini :
- KEYAKINAN (FAITH)
Keyakinan ini merupakan landasan batin yang seringkali kita gunakan untuk mempercayai adanya suatu hal, baik yang bersifat lumrah maupun abstrak termasuk juga hal -- hal yang tidak masuk diakal sekalipun. Dalam hal tertentu, kita cenderung menggunakan keyakinan ini sebagai landasan kepercayaan kita terhadap apa yang kita yakini benar adanya, berdasarkan dari sumber informasi yang kita terima baik dari apa yang kita dengar maupun yang kita lihat. Namun dalam halnya kehidupan, kita tidak bisa terlalu banyak menggunakan keyakinan ini untuk mempercayai adanya suatu hal yang mungkin sulit kita terima, sehingga mau tidak mau kita harus memastikan kebenarannya terlebih dahulu.
Sebagai contoh pada suatu hari kita bertemu dengan seorang teman yang mungkin cukup dekat pada kita sebelumnya dan kemudian setelah berpisah cukup lama karena telah memiliki kehidupan masing -- masing lantas suatu hari tanpa sengaja kita bertemu dengannya di persimpangan jalan, dan dia mengajak kita untuk berdiskusi mengenai cara mendapatkan pendapatan yang telah digelutinya selama bertahun -- tahun yang menurutnya merupakan proyek pendapatan terbesar berskala internasional yang akan menghasilkan income dalam waktu 24 jam agar kita bisa menjadi cepat kaya seperti dirinya pada saat ini misalnya.
Setelah mendengar semua penjelasannya mengenai hal tersebut, seharusnya perlahan -- lahan hasrat keinginan dan keyakinan untuk mencobanya sudah mulai muncul. Akan tetapi, ketika ia mulai muncul, cobalah tanyakan kedalam hati kita kembali, apakah kita harus benar -- benar meyakini seratus persen bahwa apa yang dikatakannya adalah benar adanya ataukah ia sedang berusaha untuk mengelabui kita? Cobalah belajar untuk memunculkan sedikit saja rasa ketakutan atau keraguan untuk mencari tahu terlebih dahulu kebenaran dibalik sebuah fakta. Kita toh memiliki dua pilihan, percaya begitu saja atau kita harus memunculkan rasa keraguan yang akan mengarahkan kita untuk mencari tahu serta mengumpulkan fakta -- fakta terlebih dahulu?
Manusia yang cerdas hendaknya tidak begitu mudahnya langsung memberikan penilaian atas keyakinan terhadap suatu hal yang teoritis. Sebagai makhluk yang memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi, hendaknya kita harus membiasakan diri kita untuk memahami hal tersebut terlebih dahulu sebelum membuat sebuah asumsi yang bisa mendasari klaim atas suatu pembenaran, mencari tahu terlebih dahulu fakta atau kebenaran dari suatu hal yang kita dengar atau lihat sebelum kita meyakini atau mempercayainya secara sepenuhnya apalagi jika berhubungan dengan hal -- hal yang dapat merugikan kita nantinya seperti yang akan dilakukan oleh pelaku kejahatan pada umumnya, sehingga akhirnya akibat keyakinan yang sembrono tersebut, kita jadi tidak hanya serta merta meyakini hal tersebut, malah pada akhirnya mendatangkan kerugian pada diri kita sendiri.
Jangan pula mudah terpengaruh atau percaya begitu saja akan suatu hal yang belum kita ketahui pasti kebenarannya hingga akhirnya kita menjadi goyah dan rapuh oleh tipu muslihat yang sedang dilakukan oleh segelintir orang yang tidak bertanggung jawab yang sedang mencoba berusaha untuk menipu kita.