Hidup itu relatif. Terkadang kita merasa seakan kita berada di atas atau terkadang bisa juga berada di bawah. Seperti yang kita ketahui, ketika kita sedang berada di atas kita cenderung lupa untuk mengucapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang begitu mulia untuk kita.
Namun ketika kita berada di bawah, malah kerap kali kita menyalahkan Tuhan, bahkan tidak jarang pula kita sering mengeluh atau menuduh bahwa penyebab kita menjadi menderita juga karena-Nya. Itu dikarenakan kita telah membiarkan diri kita kehilangan kontrol atau kendali atas diri kita sendiri.
Kekecewaan, keputusasaan, kehilangan harapan, ketidakpercayaan terhadap seseorang acap kali membuat kita menjadi trauma dan merasa sakit hati, sehingga tanpa kita sadari kita telah mentransfer kredit terburuk ke alam bawah sadar kita bahwa kitalah orang yang teraniaya atau merekalah yang seharusnya kita salahkan atas kondisi yang kita hadapi.
Akan tetapi, pernahkah kita berpikir sekali saja bahwa mereka juga manusia biasa seperti kita yang tidak pernah luput dari kesalahan dan bahkan mereka juga mungkin pernah mengalami hal yang sama seperti kita atau mungkin bahkan lebih parah dari apa yang kita alami?
Begitu juga dengan Tuhan, kita pun tidak bisa menyalahkan-Nya atas apa yang menimpa kita karena apapun yang kita alami saat ini merupakan hasil dari apa yang kita tanamkan, misalnya kita bisa merasa sakit atas perlakuan mereka yang menganiaya kita, itu karena kita yang telah mensugesti pikiran kita untuk merasakan rasa sakit tersebut.
Ada kata bijak yang mengatakan, "Kita tidak pernah bisa memaksakan orang lain untuk menyukai kita."
Kata bijak ini benar adanya. Belakangan ini, saya teringat akan "Rumus Bilangan Positif Negatif" yang pernah aku pelajari ketika aku menduduki bangku SD.
Ketika aku teringat akan rumus ini, aku mulai menganalisanya, barangkali aku bisa mendapatkan sumber inspirasi dari rumus ini. Dan ternyata benar, bukan hanya mendapatkan inspirasi, akan tetapi aku mendapatkan suatu pembelajaran akan kehidupan dari rumus ini.
Bukan pembelajaran rumus Matematika tentunya, akan tetapi suatu pembelajaran yang mengajariku bahwa hidup tidaklah selalu berakhir seperti apa yang kita inginkan.
Selama ini aku merasa mengapa seolah semua orang menjauhiku, terlebih lagi setelah apa yang terjadi di dalam hidupku, apalagi ketika aku berada di titik yang paling bawah. Aku kerapkali menyalahkan Yang Maha Kuasa mengapa memberikanku cobaan yang begitu berat.
Untuk beberapa tahun lamanya aku menutup diriku, mengutuk diriku sendiri bahkan menyalahkan orang lain yang telah membuat hidupku hancur berantakan sehingga aku telah kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, bahkan aku cenderung menyalahkan semua orang yang meninggalkanku atau menyakitiku, tidak ada yang mempedulikanku.