Mohon tunggu...
Rizki Ayu Safitri
Rizki Ayu Safitri Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jadikan penggalauan sebagai ajang kamu untuk mulai menulis :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Usia. Agama. Cinta.

6 September 2013   18:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

·         Berapa usia pacarmu?

·         Satu tahun dibawah ku.

·         Bukankah kau seorang wanita?

·         Bagiku usia tak menjadi kendala ketika hati sudah dirundung cinta.

·         Dia bahkan belum dewasa.

·         Aku tak mencari pria dewasa, aku mencari pria yang mempunyai kedewasaan.

·         Kau bodoh!

·         Kau lebih bodoh menyukai seseorang hanya dari rupanya.

·         Apa kau pikir dirimu tak seperti itu?

·         Aku bahkan menyukai dia setelah lima belas tahun berkenalan.

·         Hei, dia berbeda denganmu.

·         Aku tak akan menjadikan perbedaan sebagai alasan.

·         Masalah akan terus mendekapmu.

·         Aku sudah kenyang makan caci dan hinaan.

·         Kau sungguh mencintainya?

·         Kau pikir aku menjadikan cinta sebagai mainan?

·         Kau bahkan tak akan diterima dikeluarganya.

·         Bantulah aku mencari jalan keluar.

·         Lepaskan NU, dan beralihlah ke Muhammadiyah.

·         Aku tak akan melepas kepercayaanku,

·         Kalau begitu lepaskan cinta sucimu.

·         Kau ingin membunuhku?

·         Kau egois!

·         Apa cinta serumit ini? Apa cinta akan selalu membawa petaka?

·         Kau hanya perlu mengalah.

·         Apa yang akan ku dapat setelah mengalah?

·         Ketenangan…

·         Kau bilang melepaskan dia akan membawaku pada ketenangan?

·         Bawalah jiwamu kembali pada titik logika.

·         Tapi Tuhan masih melindungi kita.

·         Mengalahlah…

·         Apa cinta harus sempurna? Kita saling menengadah. Kita juga menyerukan nama Tuhan yang sama.

·         Jika kalian sama, lantas kenapa kau ragu?

·         Paradigma bilang kita berbeda.

·         Kau percaya pada siapa?

·         Hati dan Tuhanku.

·         Perjuangkanlah yang berbeda dan jadikan satu agar menjadi senada.

Kota Malang, 06092013

With love,

Rizkiayu :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun