Langit dan bumi berkonspirasi membentangkan jarak diantara kita
Hingga hanya dalam doa ku mampu menyebut namamu
Hingga ku hanya mampu menggenggam erat jemari mayamu
Menerka-terka wangi tubuhmu
Bahkan mendekap hangat lembut suaramu
Sejuta rasa tak bisa tertahan
Bergejolak dan bertumpah riuh menjadi satu
Mengudara dalam bayang semu
Mencari penyebab atas hilangnya titik logikaku
Mencari kamu!
Aku ingin duduk di sampingmu
Bertemu dan melihat senyum manismu
Bercanda gurau denganmu diantara sela-sela kata
Bukan bercumbu dengan benda dingin yang orang sebut handphone
Bukan hanya dengan bermain-main liar dengan pikiran sendiri
Aku inginkan kamu
Nyata
Sekarang
Di depanku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H