Para juri di pertandingan tinju antara Manny Paquiao dan Floyd Mayweather mengambil keputusan yang akurat, sesuai dengan pengamatan mereka atas jalannya pertandingan. Para penonton, terutama yang memberikan dukungan kepada Manny Pacquiao, terpantau kecewa atas keputusan para juri yang mencatat kemenangan bagi Floyd Mayweather.
Tinju adalah olahraga beladiri. Tinju adalah gabungan antara olah raga dan bela diri. Dalam satu kegiatan, para pelakunya berusaha meningkatkan kualitas tubuhnya, menjadi lebih kuat, cepat, dan sehat; sekaligus membela tubuhnya dari segala kerusakan sambil berupaya merusak tubuh lawan tandingnya.
Pada tahun 2013, seorang ahli saraf terkemuka di dunia, John Hardy, dari University College London sempat menyerukan pelarangan olahraga beladiri ini, karena dampak pukulan-pukulan dalam kegiatan bela diri ini terbukti mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak. Menurut beliau, kira-kira begini: "Sebuah olah raga yang tujuan satu-satunya adalah mengakibatkan kerusakan otak lawan, bukanlah 'seni mulia'. Yang seperti ini semestinya tak punya tempat ditengah masyarakat beradab"
Tinju adalah olahraga beladiri. Semestinya itu diingat oleh John Hardy. Ada sisi olah raga dalam olahraga tinju, yang tujuannya adalah demi peningkatan kualitas tubuh. Ini juga yang semestinya diingat oleh para penonton yang kecewa karena PacMan kalah.
Floyd Mayweather telah membuktikan dirinya sebagai petinju yang memenangkan olahraga ini sebagai olahragawan sejati, bukan sebagai petarung. Floyd Mayweather telah menunjukkan footwork dan berbagai teknik menghindar yang tepat dalam olahraga tinju. Floyd Mayweather juga tidak berambisi liar untuk menghabisi Paquiao, meskipun pukulan-pukulannya terbukti lebih banyak mendarat pada tubuh Paquiao. Faktanya, Paquiao tidak mengalami KO.
Melihat tinju sebagai sebuah cabang olahraga, Floyd Mayweather telah memenangkan pertandingan hari ini dengan membanggakan. Seluruh teknik bertinju sebagai olah raga, telah ditunjukkannya dengan baik. Kepiawaiannya mengolah tubuh telah diganjar kemenangan oleh para juri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H