Mohon tunggu...
Utari Wijayanti
Utari Wijayanti Mohon Tunggu... Dosen - UPI

Dosen

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Makna Nasionalisme - 68 tahun Indonesia Merdeka

20 November 2013   20:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:53 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Hiruk pikuk yang terjadi terkait penyadapan yang dilakukan oleh Australia terhadap inner circle RI-1 menimbulkan reaksi yang luar biasa dalam masyarakat.  Kenapa respon masyarakat kita terlihat relatif kompak ingin membalas Australia?  Mungkin suasana ini mirip dengan situasi saat Presiden Soekarno menyuarakan "Ganyang Malaysia". Saat itu saya belum lahir, tetapi sepertinya negara kita memang menjadi kompak saat kita menghadapi musuh bersama.

Penyadapan itu masalah, tetapi apa tidak sebaiknya kita berkaca ke diri sendiri bagaimana kemampuan diri kita melindungi diri sendiri?  Bagaimana menyiapkan prosedur dan undang-undang yang perlu dan wajib untuk melindungi informasi negara?

Masih banyak PR dalam negeri yang harus kita bereskan, jangan terlalu banyak energi dihabiskan untuk urusan luar.  Nasionalisme dan harga diri negara dibangun dengan menunjukkan kemampuan kita melindungi dan membenahi diri sendiri.

Bagi saya, nasionalisme itu Winda Yulia yang bersedia jihad ke daerah 3T.

Bagi saya, nasionalisme itu berjuang habis-habisan belajar dan bekerja demi nama baik negara dan menunjukkan bahwa Indonesia bisa bersaing dengan negara-negara lain dalam berbagai bidang.

Bagi saya, nasionalisme itu bagaimana memikirkan jumlah insinyur di Indonesia yang sangat tidak berimbang dengan jumlah penduduk Indonesia.  Bagaimana ketimpangan demografi kita menjadi PR besar menghadapi era persaingan bebas.

Bagi saya, nasionalisme itu bagaimana memikirkan agar kita bisa swasembada dalam berbagai aspek dan tidak selalu menjadikan impor sebagai solusi.

Bagi saya, nasionalisme itu bukan dijawab dengan sikap reaktif tetapi dengan berkaca ke dalam.

-----

In memoriam, hampir setahun wafatnya Winda Yulia.  Pendikan untuk seluruh pelosok negeri Indonesia!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun