Mohon tunggu...
oesfiana
oesfiana Mohon Tunggu... Jurnalis - U S A Y N O R R A H M A D

Email : ucayna@gmail.com Instagram : catatan oesay youtube : catatan oesay Telegram :085292301457

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Catatan dari Frozen II: Suara Misterius Itu Memaksa Berubah

5 Desember 2019   09:33 Diperbarui: 5 Desember 2019   09:51 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putri kesayangan nonton film putri-putrian. (dokpri)

SAYA bukan pecinta film. Bahkan jarang menginjakkan kaki di karpet bioskop. Terakhir, nonton Fast Furious 7 bersama teman-teman redaksi, itu terpaksa. #sayangteman. Ups masih ada lagi, film Cintai Aku Karena Allah, juga terpaksa. Ini karena #sayangistri.

Kini saya lagi-lagi dipaksa. Kali ini lebih tidak berdaya. Putri kesayangan mengajak nonton Frozen II. "Duh cobaan apa lagi ini. Kalau kepergok teman nih. Bisa jadi meme. 'muka sangar pecinta Frozen' bisa viral," begitu pikir saya.

Sesampainya di Citimall, bioskop satu-satunya di Sampit itu, saya berdiskusi singkat dengan istri memilih waktu tayang film pukul 19.10. Harapannya, di waktu segitu, si anak tidak ketiduran. Pulang tidak terlalu malam. Kan enggak lucu, nonton demi anak eh anaknya ketiduran. Masa saya harus "berdamai" dengan film putri-putrian berdurasi 100 menit lebih.

Kegelisahan saya sirna. Ternyata ada banyak anak perempuan di sana. Yang membuat saya lega, ada banyak bapak-bapak juga. Tentu para ayah itu datang karena diseret putrinya. 

Saya tidak sendiri menjadi yang terpaksa malam itu. Ada juga sekumpulan remaja lelaki yang mengajak adik-adiknya. Bahkan adiknya juga lelaki. Bakal banyak lelaki yang nonton film putri-putrian.

Setelah pesan tiket dan minuman kami pun masuk sinema. Film belum tayang. Lampu belum dimatikan. Penonton masih berdatangan. Masih terlihat jelas raut para ayah menuntun semringahnya anak menuju bangku sinema. Betapa tidak sabarnya mereka menyaksikan kisah kakak beradik Elsa dan Anna itu.

Saya sempat ragu, apa putri saya bakal mengerti jalan ceritanya. Maklum, masih belum bisa membaca. Saya juga ragu apakah bisa bertahan di bangku sampai akhir. Jangan-jangan nanti bakal bolak-balik toilet. Apalagi kemungkinan film ini bakal seperti drama musikal. Bakal seperti bollywood. Sedikit-sedikit nyanyi. Sedikit-sedikit nyanyi.

Ternyata saya salah. Dia justru tampak enjoy. Apalagi saat Olaf, tokoh boneka salju berhidung wortel itu bicara. Jenakanya selalu mengundang tawa. Bahkan anak saya yang tak membaca teks terjemahan. Demikian dengan anak perempuan lainnya. Pun dengan anak lelaki yang datang malam itu.

Saya juga salah. Ternyata tak sekejam bollywood. Lagu-lagu yang ada di film ini memaksa saya untuk betah. Hingga akhir menikmati dan kagum. Meski sampai akhir saya dalam hati bertanya kemanakah lagu Let It Go itu. Belakangan diberitahu anak bahwa lagu itu hanya ada di Frozen pertama hehe. #frozenIterlewat.

Lebih mengesankan lagi, saat Kristoff bernyanyi. Lagu Lost in The Woods. Di sini saya sempat terkagum. Disney begitu paham target penontonnya. Lagu patah hati dibawakan dengan cara pria. Bahasa saya : galau dengan cara jantan. Khas lagu-lagu yang didengar era generasi 1990-an. Tampaknya Disney sudah paham  bakal banyak ayah-ayah yang terseret di film ini. Termasuk saya.

Lagu Into the Unknown, menjadi klimaks. Sekaligus menjawab suara misterius yang memanggil Elsa untuk  petualangan  besarnya. "Aaa.. aa.." begitu suara misterius itu. Tadinya saya sempat anggap seperti tembang lengsir wangi dalam serial Kuntilanak hehe. Ternyata itulah kuncinya. Memang  Into the Unknown belum se-fenomenal Let it Go, tapi sepertinya sudah menuju ke situ. Buktinya "Aaa..aa"  itu masih ditirukan anak-anak saat keluar bioskop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun