GURU MATEMATIKA KU ADALAH SEORANG……
Cerpen oleh Roni
Di depan kelas, ia mengajar matematika.
Sesekali ia menyeka keringat.
Memang, siang hari ini sangat panas.
Sedangkan kelas kami tak ada kipas angin.
AC? Itu hanya mimpi.
Kami bersyukur,…harus bersyukur, katanya.
Itu yang beliau ajarkan.
Bersyukur walau atap sekolah dan plafon kami tak utuh lagi
Tapi kami bersyukur,…sejauh ini hanya satu murid yang tertimpa
Tapi sekarang dia selamat walau sedikit cacat.
***
Bel berbunyi.
Kami berhambur keluar sekolah, begitupun pak Guru kami itu.
Langkahnya tergesa.
Dengan sepeda ontelnya, ia melaju.
Tergesa-gesa nampaknya.
Dengan sepeda tua miliki ayah…aku ngebut, ngebut dan ngebut lagi
Hingga di persimpangan jalan akhirnya aku pun berhenti.
Bertanya dalam hati melihat beliau memilih arah ke kiri.
Sepertinya aku tahu tempat itu. Yah, tak asing bagi ku.
Dengan menggembala rasa penasaran yang mengamuk.
kayuhan ku semakin laju hingga terhenti di dekat TPA
Ramai orang disana….mereka para pemulung
Dan satu diantaranya adalah guru matematika ku.