[caption id="attachment_104956" align="aligncenter" width="153" caption="dream catcher, penangkap mimpi suku Indian"][/caption]
Kadang saya merasa otak saya seruwet mimpi saya. Setiap malam saya bermimpi mungkin lebih dari 5 kali. Dalam sebuah mimpi ada cerita-cerita pendek yang kadang tidak saling berkaitan.
Dari jaman dahulu kala saya kira orang telah selalu mencoba mengurai mimpi. Berita Ilahi kadang disampaikan kepada para nabi melalui mimpi. Dalam budaya Jawa yang terekam dalam wayang mimpi juga dikategorikan berdasarkan waktu mimpi untuk memahami maknanya. Dalam ilmu jiwa atau psikologi kadang mimpi juga dibahas dan coba ditafsirkan menurut keadaan kejiwaan. Sigmund Freud adalah salah satu ahli psikologi yang membahas mimpi.
Mimpi sering didefinisikan sebagai rangkaian pikiran, gambar-gambar, suara-suara, atau bahkan emosi yang terjadi dalam pikiran saat kita tidur. Sampai saat ini memang belum ada pemahaman yang utuhtentang mimpi, jadi kebanyakan hanya beruka rekaan spekulasi saja.
Menurut neurology, mimpi terjadi pada saat REM (rapid eye movement) sleep mungkin yang biasa kita kenal dengan tidur ayam. Ini mirip dengan deskripsi ‘titi yoni’ mimpi dalam pewayangan yaitu mimpi pada awal tidur yang kurang lebih terjadi hanya karena refleksi dari yang terjadi sebelumnya dan tidak mempunyai arti. Pada dasarnya menurut neurology mimpi terjadi karena adanya percikan-percikan dalam kabel-kabel di otak.
Dari pendapat para neurology ini memang lalu ada banyak hipotesa. Beberapa hipotesa menarik untuk dicermati dan dicocokan dengan mimpi kita sendiri. Eugen Tarnow misalnya berhipotesa bahwa mimpi adalah penataan dari memory jangka panjang. Ada lompatan-lompatan energy listrik dalam otak dalam menata memori jangka panjang jadi mimpi terjadi.
Jessica D. Payne dan Lynn Nadel berhipotesa bahwa mimpi terjadi pada saat kita mengalami penguatan memori semantic. Penyimpanan untuk memperkuat ingatan bahasa dalam konteks inilah yang menyebabkan mimpi. Hipotesa lain yang tak kalah menarik adalah milik W. Robert yang menyatakan bahwa mimpi itu seperti membersihkan junk mail atau mengosongkan recycle bin computer kita sehingga ada cukup memori untuk memproses data-data yang penting.
Dalam budaya judi, bahkan mimpi sering dikaitkan dengan tebakan lotre atau togel. Mimpi tertentu dihubungkan dengan nomor tertentu.
Mimpi yang membangunkan saya pagi ini memang juga semrawut seruwet teori tentang mimpi itu sendiri yang semua baru berupa hipotesa. Pertama saya bermimpi berbicara dengan beberapa orang insinyur tentang pembuangan limbah sebuah pabrik yang bermasalah. Tiba-tiba saya sudah tercebur ke dalam saluran pembuangan itu. Airnya memang jernih tapi terasa hangat dan ada gelembung-gelembung udara. Juga ada beberapa ikan patin yang gemuk-gemuk, saya berenang di antara ikan-ikan itu.
Tiba-tiba ikan-ikan itu melompat keluar dari air dan menjadi merpati. Saya juga ikut terbang bersama merpati-merpati itu. Yang aneh ada sepasang merpati yang warnanya tidak lazim, berwarna biru terang. Lalu tiba-tiba lagi merpati-merpati itu terjatuh di tanah lapang dan berubah menjadi puluhan banteng. Banteng-banteng itu mengejar saya. Saya terdesak di sebuah benteng tembok. Banteng-banteng itu menabrak saya. Anehnya, saya tidak terluka. Saya terjatuh, terinjak-injak banteng tetapi tetap tidak terluka. Lalu saya terbangun.
Saya lalu berpikir teori mimpi manakah yang cocok untuk saya. Mungkin campuran dari semua teori itu. Beberapa berfungsi menyimpan memori, beberapa untuk membuang junk memori dari recycle bin di otak saya. Dan beberapa yang lainnya berfungsi penguatan memori semantic di otak saya.
Tetapi bagi saya mimpi tetap menjadi sebuah misteri. Sampai ada teori yang tidak ruwet, mimpi tetaplah menjadi misteri tidur.
Sumber ilustrasi: dari sini
Referensi: http://en.wikipedia.org/wiki/Dream_interpretation
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI