Mohon tunggu...
akhmad susanto
akhmad susanto Mohon Tunggu... -

Biker baik hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dualisme PPP dan Golkar, Jokowi (Sebaiknya) Turun Tangan

10 Desember 2014   05:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:38 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilpres telah usai, pemenangpun sudah ditetapkan namun ternyata masih ada sisa-sisa perseteruan di akhir pilpres. PPP memulai babak baru perseteruan yang sebenarnya sudah tidak penting lagi. Kini PPP memiliki dua ketua umum. Gus Rommy dan Djand Faridz saling klaim menjadi penguasa sah kerjaan partai kakbah. Meskipun Gus Rommy satu-satunya yang diakui oleh Kemenkumhan tetapi dia tidak memiliki kuasa penuh atas PPP karena tidak ada restu dari Mbah Maemun yang dianggap sebagai Orang tua bagi kaum nahdiyin PPP.

Belum hilang konflik PPP, kini muncul lagi konflik yang sama. Konflik di Partai Golkar yang melibatkan tokoh penting golkar di negri ini. ARB vs Agung Laksono. Masih-masing mengadakan Munas di tempat berbeda. Munas Bali mengikrarkan kembali ARB sebagai yang dipertuan agung. Munas Ancol, meskipun sepi tetapi pemilihan ketua umumnya diklaim lebih demokratis, meskipun banyak yang yakin diawal siapa yang jadi pemenangnya. Seolah-olah Belanda sudah dekat, keduanya mendaftarkan keabsahan munas ke Kemankumham. Yassona Laoly ternyata tidak buru-buru mengabsahkan kepengurusan mana yang valid. Langkah yang tepat buat mentri yang baru saja terkena banyak semprot usah mengesahkan kepengurusan Gus Rommy.

Mengapa Jokowi harus turun tangan?

Sebagai pemenang pilpres Jokowi kini milik seluruh rakyat Indonesia. Bukan milik Megawati, PDI-P, ataupun KIH. Sebagai seorang yang rock n roll, tentunya Jokowi tau kebersamaan dan persaudaraan adalah hal yang mendasar dari jiwa-jiwa rocker. Meskipun kedua konflik partai pengusung Prabowo bukan urusanya tetapi tengoklah sejenak, mereka yang berkonflik itu rakyat Indonesia. Suka tidak suka mereka rakyat yang wajib dilindung oleh Bapak Presiden.

Langkah apa yang harus ditempuh?

Jokowi adalah orang yang paling jago nego. Dengan politik makan siang bersama saya yakin semua konflik bisa dicarikan jalan keluarnya. Seperti yang sudah berhasil dilakukanya di Solo dan Jakarta. Undanglah mereka yang berkonflik. Memberi semangat kembali kepada mereka bahwa permusuhan tidak akan ada gunanya. Memberi pencerahan kembali bahwa kita semua sejak awal ingin mengabdi kepada NKRI. Mudah-mudahan sekembalinya makan siang, semua yang mengikrarkan haram untuk islah akan terbuka hatinya untuk bersatu kembali membangun Indonesia.

Hambatan apa yang akan ada?

Tentunya Mas Fadli zon dan Mas Fahri Hamzah, dan sekarang Bambang Susatyo mungkin akan berkicau dan menganggap Jokowi campur tangan rumah tangga orang. Tetapi tenang saja pak, rakyat Indonesia pasti menghargai apa yang akan anda lakukan selama tindakan itu benar dan tidak ada kepentingan terselubung didalamnya.

Mudah-mudahan Jokowi selalu hadir mendamaikan anak negri yang sedang bertikai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun