Mohon tunggu...
Dwi Wahyudi Wijaya
Dwi Wahyudi Wijaya Mohon Tunggu... Petani -

Warga Negara Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Wujudkan Demokrasi dengan Pilih Pemimpin Berdasarkan Kualitasnya

26 September 2016   23:18 Diperbarui: 27 September 2016   15:24 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munculnya Ahok dalam beberapa tahun ini memang sangat luar biasa asik dan seru untuk dinantikan dan disimak. Media dan lokasi di Ibukota menambah makin santernya berita yang ada, baik media nasional dan media abal-abal ramai membahas Ahok baik itu berita asli atau sekedar fitnah semata. Tidak hanya media, beberapa tokoh nasional juga rela "turun gunung" ke Ibukota hanya untuk membela dan mencela ahok. Tidak lama ini si kakek amin rais yang menyebut ahok adalah dajal yang seperti di kitab suci umat muslim.

 Entah apa motif si kakek menyaakan ahok dengan dajal, mungkin saja beliau tidak paham kitab sucinya, mungkin saja beliau sudah pikun, atau mungkin saja kata kafir, muka babi, tukang gusur, pelanggar ham sudah tidak berdosis untuk diserukan ke publik secara global, makanya isu dajal dimunculkan. Mungkin si kakek harus berjalan kaki dari jakarta-yogakarta supaya bisa berpikir jernih lagi. 

Menengok kebelakang, kata kafir sudah dimunculkan sejak era kampanye jokowi-ahok pada pilgub 2014 silam. Baik dari FPI, HTI, dan teman-temanya sudah menyerukan isu kafir dan cina haram, tapi ya faktanya mereka menang. Ya anggap saja isu ini sudah basi dan tidak bisa diangat lagi, kecuali hanya untuk kalangan sendiri. Menanggapi seruan FPI dan teman-temanya sih dari awal saya tidak kaget. Kenapa? silahkan cek di google dan youtube tentang FPI yang jelas menolak Pancasila sebagai dasar Negara tunggal dan sah sesuai UUD, dan lebih parahnya mereka pernah menggantinya dengan "pancagila". 

Tujuan mereka hanya ingin merusak kesatuan NKRI dengan membawa isu kalifah atau apa itu isitlahnya (maaf kalau salah penyebutan). Jadi bisa disimpulkan akan mengangakat isu Muslim vs Kristen atau bisa juga Pribumi vs Cina agar kondisi bangsa tidak kondusif sehigga tujuan mereka berhasil sesuai perintah bosnya. Satu hal yang saya bingung dan belum menemukan jawabannya adalah sejak kapan asing(sekutu) dan cina(komunis) bisa bersatu dan bahu membahu membela ahok? sejak kapan blok barat dan timur bisa bersatu? 

Dan kabar terbaru adalah ahok berhasil membuat koalisi kekeluargaan jadi berantakan dan akhirnya memunculkan tiga calon gubernur yang sepertinya akan berlangsung seru. Bapak citra akan memoles anaknya, karakter kuat anies baswedan dan kegarangan ahok akan menghiasi pilgub DKI kali ini. Semoga tidak berlangsung negatif dengan isu SARA. Adanya PKS memang tidak bisa dibendung, tapi semoga tidak membuat cara berpikir manusia normal berubah seperti sapi. Harusnya kita bisa meniru Lonndon dengan walikota muslim pertamanya karena kemenangan demokrasi dan kualitasnya, bukan SARAnya. 

Terakhir adalah munculnya ahok menyebabkan tiga tokoh politk paling berpengaruh saat ini harus 'turun gunung' untuk berpartisipasi. SBY, Megawati, dan Prabowo rela demi merebut DKI. Ada apa dengan DKI? Saya yakin ada sesuatu yang menarik di sana, yang pakar dan orang DKI yang paham, bukan orang awam dan dari kota lain. Setahu saya anggaran yang besar dan karena ibukota yang segudang kepentinganlah yang membuat DKI menarik untuk diperebutkan. 

SEMOGA PILGUB 2019 MENJADI UJUNG TOMBAK PERUBAHAN DENGAN ADANYA PERANG GAGASAN, PERANG IDE, PERANG PROGRAM, DAN PERANG INTEGRITAS, BUKAN PERANG SARA YANG TIDAK PERNAH MEMBAWA MANFAAT APAPUN. DAN DKI AKAN MENJADI CONTOH BAGI DAERAH LAIN BILA SUKSES DARI ISU SARA. SIAPA TAHU NANTI AKAN MUNCUL GUBERNUR NON HINDHU DI BALI, GUBERNUR NON KRISTEN DI NTT DAN KEMENANGAN DEMOKRASI DI INDONESIA BISA SEGERA TERASA. SAYA RASA DENGAN BANYAKNYA GENERASI MUDA YANG SEDIKIT BISA TERPANCING ISU SARA BISA MEWUJUDKAN DEMOKRASI YANG DEWaSA DAN MENJUNJUNG PEMILIHAN KUALITAS PEMIMPIN

Salam untuk indonesia baru

Laskar Banyuwangi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun