Taman nasional alas purwo yang terletak di Banyuwangi ini menyimpan sebuah potensi wisata bertaraf dunia dengan kualitas alam yang terkandung di dalamnya. Berbicara taman nasional, tentunya tidak bisa lepas dengan kehidupan tumbuhan, hewan, dan banyak unsur alam di dalamnya yang begitu unik. Beberapa kali datang ke sana, tidak pernah rasa bosan menghinggap dalam pikiran saya. Hamparan hutan yang luas dan juga hewan liar menambah keeksotisan tempat ini untuk dikunjungi dan dinikmati. Bahkan satwa langka seperti merak pernah saya jumpai di sini, di alam bebasnya. Pemandangan yang memanjakan mata tentunya apabila ditambah keberadaan pura di tengah hutan yang makin memperkaya keindahan kawasan ini.
Seperti taman nasional lainnya di Indonesia, alas purwo juga memiliki garis pantai yang panjangnya lebih dari 10km. Banyak kegunaan dari garis pantai sepanjang itu bagi kegiatan taman nasionalm salah aatunya adalah tempat berkumpulnya penyu pada musim bertelur. Setiap hari petugas taman nasional mengecek pantai untuk mencari telur penyu untuk dilindungi dan ditetaskan supaya tidak punah. Menurut petugas, ada 4 jenis penyu yang dibudidayakan di sini dan salah satunya adalah jenis penyu yang langka. Selain itu, kawasan alas purwo mempunyai satu lagi bonus dari alam untuk bisa mendunia, yaitu ombak yang besar. Di kawasan Plengkung/Gland inilah tempat bagus untuk para pecinta surfing. Menurut kabar burungnya adalah kualitas ombak di plengkung bisa disadingkan dengan tempat surfing di dunia termasuk hawai.
Selain itu juga ada 1 lagi yang busa dibanggakan di sini, yaitu hutan bakau yang bisa dilalui dan dinikmati dengan menggunakan kapal. Hutan bakau yang memukai ditunjang dengan aktivitas trasional nelayan setempat. Suatu kombinasi alam yang sempurna untuk dinikmati hutan, savana, padang hewan, tempat budidaya penyu, pantai, laut, dan hutan bakau menjadi nilai jual yang sangat bagus dan bisa menjadikan kawasan ini menjadi kawasan wisata bertaraf dunia.
Alam sangat mendukung, tapi ada 2 hal yang perlu dicermati dinas terkait untuk menunjang dan mewujudkan kawasan ini makin mendunia. Pertama adalah fasilitas untuk wisatawan. Untuk menuju ke plengkung sangat susah, dan harus menggunakan kendaraan yang disediakan pihak taman nasional berupa pickup atau vendor lain yang ditunjuk oleh pihak taman nasional. Sedangkan hotel kebanyakan ada di plengkung.
Kedua adalah kualitas sumber daya manusianya. Beberapa kali saya ke tempat ini, beberapa hari lalu waktu mengantar saudara dari malaysia, baru kali ini perlakuan dari petugas di sana sungguh mengecewakan dan menurut saya fatal. Ada tulisan melepas alas kaki waktu ke toilet dalam bahasa Indonesia dan tentunya orang luar belum tentu bisa membacanya. Dan hal mengejutkan pada saat saudara saya ke toilet dan tidak melepas alas kakinya, petugas malah membentak-bentak. Seakan memperlakukan kita bagiakan penjahat yang tertangkap basah sedang mencuri saja. Harap kasus seperti ini tidak terulang kembali agar wisatawan tidak kecewa dan malah malas berkunjung ke sini dan menghampat pertumbuhan kawasan ini mendunia. Dan saya mohon pihak terkait segera merespon.
Laskar Banyuwangi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H