Mohon tunggu...
Udayana Sucitra
Udayana Sucitra Mohon Tunggu... -

PARAMADINA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Konflik China Taiwan

15 Januari 2011   11:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:34 6115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa dekade yang lalu nama Taiwan tidak terlalu terkenal dalam dinamika hubungan internasional. Pulau kecil di timur pulau Hainan ini lebih dikenal sebagai China Taipei. Sebutan China Taipei ini sendiri sebenarnya untuk menggambarkan lebih jelas akan posisi Taiwan itu sendiri. Kata “China”, untuk menggambarkan bahwa pulau tersebut merupakan bagian dari China, dan kata “Taipei” untuk menunjukkan identitas Taiwan yang beribukota di Taipei.

Sebelum berbicara lebih jauh tentang Taiwan, kita perlu untuk melihat sejarah Taiwan, jauh ke belakang. Sejarah Taiwan mulai dicatat pada pertengahan abad ke-17, yaitu pada saat Taiwan dijajah oleh Belanda. Pulau yang lebih dikenal sebagai pulau Formosa ini menjadi salah satu pulau tempat pangkalan militer Belanda. Akan tetapi, penjajahan Belanda tidaklah bertahan lama setelah seorang loyalis Dinasti Ming bernama Cheng Cheng-Kung membebaskan Taiwan dan mendirikan Kerajaan Tungning (1662-1683) yang beribukota di Tainan. Selanjutnya, Taiwan kembali menjadi rebutan. Dinasti Qing atau biasa disebut sebagai Dinasti Manchuria berusaha untuk menjadikan Taiwan sebagai bagiannya. Serangan Dinasti Qing yang berasal dari daratan Tiongkok di bawah pimpinan Laksamana Shi Lang, terus menerus dijalankan. Sampai Akhirnya Dinasti Qing berhasil merebut Taiwan dari Kerajaan Tungning, dan menguasainya hingga Jepang menyerang pada tahun 1895.

Taiwan terus berada di bawah protektorat Jepang hingga Perang Dunia II berkahir. Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, Taiwan kemudian dikembalikan kepada pemerintah Republik China, pimpinan Dr. Sun Yat Sen. Dr. Sun Yat Sen yang juga merupakan ketua partai Kuomintang, merupakan pendiri Republik China di Nanjing.

Akan tetapi, posisi Taiwan kembali berubah ketika terjadi perang saudara di China daratan antara Partai Nasionalis Kuomintang dan Partai Komunis. Perang yang berakhir di tahun 1949 ini dimenangkan oleh kubu komunis yang kemudian membuat Kuomintang tergusur dan lari ke Taiwan. Di Taiwan, Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek kemudian mendirikan pemerintahan yang tetap diberi nama Republik China. Chiang Kai-shek mendirikan pemerintahan ini dengan tujuan untuk tetap mempertahankan filosofis nasionalis, dan berusaha membangun kekuatan untuk pada akhirnya kembali merebut China daratan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun