Sri mulyani adalah nama yang udah ga asing lagi di kuping kita, beliau mantan menteri keuangan yang udah hengkang ke luar negeri karena diminta jadi salah satu pejabat di World Bank, tapi sebelumnya beliau digosipkan ada masalah dalam kasus Century. Masalah Century ini sempat menjadi sorotan publik dan sayangnya menteri yang cakap dalam menjalankan tugas ini harus menjadi sasaran tembak kelompok – kelompok yang punya kepentingan.
Hengkangnya beliau ke world bank bukanlah masalah hukum seperti yang didengang – dengungkan oleh pihak – pihak yang ingin menendangnya dari posisi menteri keuangan tapi beliau hengkang murni karena masalah politik.
Kasus hukum yang dituduh oleh pihak – pihak yang berkepentingan yaitu mengenai kebijakan pemberian bail out (suntikan dana) sebesar 6, 7 Triliun kepada Bank Century karena mereka menganggap sampai saat ini bail out yang dikucurkan entah kemana rimbanya alias dibawa kabur sama yang punya century itu sendiri dan mereka menganggap Sri mulyani lah yang bertanggung jawab atas lenyapnya duit tersebut akibat kebijakan yang salah itu.
Begini kawan, tau ga kenapa Ibu Sri Mulyani kasih bail out ke Century pada waktu itu? Inget ga waktu pas kejadian krisis di Amerika Serikat kan akibatnya krisis itu merembet ke berbagai negara. Nah, pada saat Amerika Serikat itu krisis, ga lama katanya Bank Century mau colleps alias ambruk. Pada saat itu ambruknya Century diprediksikan akan mengganggu ekonomi Indonesia, kan tau sendiri kalau “pasar” maunya iklim investasi yang adem ayem, nah kalau Century ini ambruk dikhawatirkan akan mengganggu pasar. Takut investor pada cabut dari Indonesia karena iklim pasar yang ga baik karena ambruknya Century yang takutnya berakibat nanti Indonesia ikut – ikutan kena dampak krisis, makannya saat itu Ibu Sri Mulyani mengambil kebijakan buat kasih dana suntikan ke Bank Century agar bank ini ga jadi ambruk, jadi salah ga kira – kira kebijakan beliau ini?
Logika simpelnya gini deh, misalkan ada lampu yang konslet dan hampir terbakar di sebuah kos – kosan, pemilik kosan yang baik tentunya akan memadamkan listrik kemudian mengganti lampu yang konslet dengan lampu yang baru untuk menyelamatkan terbakarnya kosan dari akibat konsletnya lampu tersebut. Meskipun lampu tersebut kecil tapi kalau seandainya berpontensi mengakibatkan kebakaran tentunya pemilik kosan yang baik akan segera menggantinya terlepas setelah itu lampu tersebut ada yang membawa kabur atau tidak, setidaknya ada niatan baik dari pemilik kosan melakukan tindakan antisipasif dari terjadinya bencana.
Seperti itulah kira – kira kenapa Ibu Sri Mulyani memberikan bail out kepada Century yaitu untuk menyelamatkan Indonesia dari terjadinya krisis karena ditakutkan investor akan kabur melihat century colleps dan ditakutkan kasus Century akan berdampak sistemik pada ekonomi Indonesia saat itu.
Perlu kita tahu jika Ibu Sri Mulyani adalah menteri yang cakap, profesional dan handal di bidangnya, sebagai pejabat publik Ibu Sri Mulyani mengerti betul mana entitas publik dan mana entitas “pribadi”. Beliau sangat menentang praktek kompromis dalam hal penyelewengan pajak saat menjabat, beliau secara terang – terangan mengatakan tidak pernah menerima sepeserpun uang penyelewengan pajak ke akun pribadinya.
Beliau juga secara tegas dan berani menagih hutang – hutang pajak yang belum dibayarkan kepada negara oleh para pengemplang pajak. Untuk itu kemudian beliau dimusuhi oleh para pengemplang pajak yang salah satunya merupakan orang “kuat” dan berpengaruh di republik ini.
Sehingga akhirnya orang baik seperti Ibu Sri Mulyani harus lengser karena urusan politik yang direkayasa untuk kepentingan kelompok tertentu, Sri Mulyani direkayasa seakan – akan menjadi pihak yang disalahkan, padahal mereka yang menyalahkan Sri Mulyani merupakan korban kepentingan atau orang yang berkepentingan itu sendiri.
Indonesia rindu sesok menteri yang cakap di bidangnya, mengabdi tulus kepada bangsa dan negara, tak kenal kompromis terhadap pihak – pihak yang merugikan negara. I miss You full Ibu SMI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H