Stabilitas politik adalah suatu keadaan krusial yang dapat mempengaruhi banyak hal, bisnis dan investasi akan cenderung terganggu, kepercayaan luar negeri dapat menurun, dan suatu hal yang cukup berbahaya adalah meningkatkan keresahan pada masyarakat yang akan melahirkan banyak hal-hal yang tidak diinginkan oleh masyarakat itu sendiri. Masyarakat akan tumbuh dalam sebuah keadaan labil yang cenderung membuat mereka tidak percaya kepada siapapun kecuali diri mereka sendiri, masyarakat tidak mengakui adanya lembaga proteksi sosial yang seharusnya adalah negara.
Kelabilan masyarakat ini akan cenderung membawa pola tingkahlaku masyarakat kearah yang lebih brutal, lebih anarkis dan senang menggunakan jalan pintas. Masyarakat membahasakan keresahannya kedalam beberapa jalan, dan diantaranya adalah Kekerasan. Dalam KBBI, kekerasan didefinisikan sebagai perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cidera atau matinya orang lain, atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Kekerasan yang tadinya adalah hal yang dijauhi menjadi hal yang dipuja dan dijadikan jawaban atas beberapa persoalan. Bahkan mendekati dijadikan jawaban atas semua permasalahan,
Kekerasan telah merambah banyak lini di negeri ini, mulai dari kelompok mikro yang pada dasarnya bersifat paling dekat dan intim yaitu keluarga, lalu meluas kearah sekolah, pemerintahan, militer dan kepolisian bahkan Agama !. Di bidang keluarga,hampir semua dari kita tidak ragu bahwa KDRT alias Kekerasan Dalam Rumah Tangga mengalami eskalasi secara kuantitas akhir-akhir ini,
Sekolah tak mampu membendung aksi kekerasan internal yang sering disebut Bullying dan kekerasan eksternal yang dikenal dengan tawuran. Kekerasan dalam pemerintahan dipertontonkan mulai dari calon birokrat yang masih berkuliah di institut pemerintahan hingga anggota legislatif yang bangga melakukan pemukulan-pemukulan di ruang rapatnya. Militer dan Kepolisian yang sebenarnya sudah biasa dengan kekerasan justru merubah paradigma bahwa semua masyarakat dapat diperlakukan demikian, sehingga pecahlah penganiayaan sipil oleh militer dan muncul kesan kesewenang-wenangan.
Agama adalah lembaga yang paling berbahaya saat harus dihantui oleh kekerasan, Agama sejatinya adalah ajaran kedamaian. Dari namanya saja A (Tidak) Gama (Kacau) yang seharusnya mengentaskan kekacauan justru menjadikan kepalan tinju menjadi sebuah simbol diantara simbol agama mereka yang bersifat suci dan luhur.
Hasil obrolan singkat saya dengan seorang guru beladiri membuatsaya  berkesimpulan besar dalam diri saya bahwa betul, kekerasan didalam negeri ini diakibatkan banyak hal yang harusnya dipecahkan dengan sinergi dari seluruh lemaga. Kekerasan dapat diibaratkan dengan api, dimana api tidak bisa dilawan oleh api pula, Api perlu air dan kekerasan perlu kedamaian untuk menyelesaikannya.
Kedamaian itupun harus dibahasakan seuniversal mungkin agar kekerasan dapat luluh lantah oleh kedamaian tersebut, walaupun banyak ahli berkata bahwa kekerasan sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia, tetapi manusia selalu dituntut untuk menyelesaikan kekerasan melalui tangannya agar masyarakat dapat hidup tenang. Jangan sampai peribahasa Indonesia benar-benar terjadi bahwa akan ada suatu massa dimana selalu terjadi Lempar Batu, Dihajar tangan hehehe :)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI