Mohon tunggu...
Odi Yogya
Odi Yogya Mohon Tunggu... Freelancer - Pengepul arsip

Seorang pengepul arsip, belajar dari masa lalu dan masa kini, semua orang itu guru, alam raya sekolahku..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dia Lelaki Tangguh

25 Desember 2020   13:15 Diperbarui: 25 Desember 2020   14:05 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DIA LELAKI TANGGUH

                : Bagi Win

Seorang lelaki muda, dari kampung kota  
membaca realita, lantas tentukan pilihannya  
membangun mimpi, wujudkan dalam kerja

mimpi-mimpinya, bukan untuk dirinya  
mimpi-mimpinya, untuk anak-anak bangsa  
yang tersebar dalam berbagai ruang kota  
ratusan jumlahnya, tak tercatat sebagai warga  
dianggap sebagai sumber bencana,  
selalu dikoyak hidupnya

Ahai lelaki muda, nan gagah, rupawan parasnya  
tempuh jalan hidup berbeda, penuh bahaya  
susuri lorong-lorong, berdiam dan kuak hitamnya.  |
Ini orang muda, sendirian saja awalnya  
"Keyakinan dan Tuhan, " itulah jimatnya saat ditanya

Anak-anak diajari membaca  
membaca tulisan di ruang sekelilingnya  
Anak-anak diajari membaca  
membaca pembelajaran dari kisah hidupnya  
Bangkitkan mimpi, mimpi bersama

Niat dan kerja baik, belum baik pula imbalannya  
orangtua dan preman merenggut anak-anak darinya  
petugas ketertiban kota tak bisa diajak bercanda sok kuasa  
para pemilik kuasa, mencerca dan menghujam dirinya  
jimat membawa ketegaran, "pantang surut langkah" katanya

Ahai, lelaki muda, pastilah tiada tersia apa yang telah engkau kerjakan  
kendati tahun berganti, anak-anak itu, pastilah ada yang menjadi berarti

Catatan: 

Puisi yang kupersembahkan kepada sahabat Winarso, seorang aktivis sosial yang pertama mendampingi anak jalanan di Kota Semarang sejak tahun 1993. Kiprahnya yang bermula secara personal mendapat dukungan dari para relawan lain yang kemudian menjadi organisasi "X" dan kemudian berkembang menjadi berbadan hukum dengan nama Yayasan Setara. Pengorganisasian anak jalanan terhimpun dalam wadah Paguyuban Anak Jalanan Semarang (PAJS) yang kiprahnya sangat menonjol setidaknya pada pertengahan tahun 90-an hingga awal 2000-an.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun