Kulihat sejuta wajah-mu di jalan-jalan
Dengan slogan teramat manis, sulit teruji
Menghampar panjang pedihkan mata, mengoyak otak
Ah, engkau kembali menyapa, mengapa tunggu lima tahun?
Kemana saja dirimu selama ini, baru tersibuk “blusukan”
Oh, ya, kudengar pula kabar, engkau masih manis duduk di rumah
Menunggu laporan “pemanis” setelahnya tebarkan uang
Lantaran takut tertagih janji-janji lalu
Mengapa masih berani pasang wajah?
Kulihat sejuta wajah-mu di jalan-jalan
Wajah muda, ganteng dan cantik mempesona
Semoga kehadiran, bukan lantaran tengah berjudi
Atau sekedar pelengkap administrasi belaka
Gagap terhadap mimpi perubahan bangsa dan Negara
Ah, jangan engkau ikut-ikutan kaum tua pemalas namun kaya
Bersiaplah mengarungi lumpur, jangan tebar janji, namun diskusi bersama
Serap aspirasi, jadikan mesiu untuk susun rencana kerja
Kaum muda, harapan bangsa, jangan pula menjadi bencana!
Sejuta wajah, meraung-raung
Mari kita berhitung, tak lengah dari godaan
Harga, bukan lembaran-lembaran sesaat
Kemudian membuat negeri ini tersesat!
Semarang, 3 Maret 2014
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI