Meremas malam nan genit
dalam ayunan gemintang
terdengar bisikan renyah
“marilah sini saudaraku,”
Engkaukah itu?
Sang pengusir resah?
Gelap, tanpa tanda baca
Angin menyentil telinga
Ahai, hendak kemana?
Sayup dan riuh berbaur
Tak mungkin jatuh tertidur
Apalagi hingga mendengkur
Ya, ya, ya
Saat tersesat tak terpahami
Rindu cahaya, kehilangan api
“ayo, marilah sini, saudaraku,”
Tubuh kaku, udara terasa beku
Masih di sini, di entah
Lantaran pekat, tak tertembus pandang
Yogyakarta, 3-5 januari 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!