Walaupun sejak lama saya suka menulis fiksi, dan sangat bergairah pada awal tahun 1990-an, namun dalam rentang waktu yang panjang, dengan alasan klasik: kesibukan, maka bisa dikatakan sangat jarang menulis, kecuali catatan-catatan harian.
Ketika berkenalan dengan Kompasiana, hanya menjadi pembaca, lalu mulai menulis, itupun lebih banyak tentang persoalan-persoalan anak. Bila-pun pada saat itu memposting karya fiksi berupa puisi atau cerpen, hampir semuanya merupakan tulisan-tulisan lama.
Ketika Kompasiana digemparkan oleh pernyataan bahwa semua karya fiksi Kompasiana adalah sampah, maka sebagai orang yang pernah menyukai dan bergelut dalam dunia fiksi, agak gerah juga mendengarnya. Lantaran itulah, dengan enteng turut urun rembuk membuat tanggapan dan aktif mengisi ruang-ruang komentar dalam berbagai postingan yang merespon isu tersebut.
Saya kira berawal dari sanalah, pada akhirnya saya terjebak dan mulai bergairah untuk mengamati dan menulis fiksi kembali serta ”memprovokasi” kawan-kawan turut serta menggeluti dunia fiksi. Gairah yang sama, tampaknya dirasakan pula oleh para fiksioner Kompasiana.
Perhelatan demi perhelatan dilangsungkan oleh para fiksioner yang mendapatkan respon positif dari para kompasianer dan berhasil menjaring para kompasianer yang semula tidak pernah atau jarang menulis fiksi untuk berpartisipasi. Saya sendiri, walau tidak semua perhelatan saya ikuti, berusaha keras untuk bisa hadir.
Berawal dari gairah ini pula, membuat saya berinisiatif membuat sebuah blog yang dimaksudkan sebagai sarana belajar untuk mengembangkan karya-karya. Postingan pertama dilakukan pada tanggal 31 Januari 2011. Pada bayangan di kepala saat itu, ketika satu karya ditampilkan, akan ada seseorang yang melakukan apresiasi dan kritik, sehingga pembelajaran didapatkan bukan hanya oleh penulisnya, melainkan juga oleh sahabat-sahabat lain.
Sayang hal semacam itu tidak terjadi. Kendati demikian, walau sempat mengalami kekecewaan, saya berusaha untuk mempertahankan blog tersebut sebagai tempat memajang karya. Banyak sahabat lama yang saya minta untuk menyumbangkan karya-karyanya atau setidaknya memberi ijin karya-nya yang sudah dipublish untuk dimuat ulang di blog tersebut. Saya bersyukur, banyak sahabat menyatakan tidak berkeberatan.
Memang, masalah utama adalah memposting secara rutin. Artinya, harus tersedia karya. Untuk itu, upaya mendapatkan karya dengan menyapa dan meminta kesediaan banyak sahabat harus terus dilakukan. Perkembangan kemudian, memang mulai banyak yang mengirimkan karya. Pada karya-karya tertentu, dibutuhkan proses penyuntingan yang hasilnya didialogkan dengan penulisnya, sampai ada persetujuan akhir, hingga karya tersebut bisa dipublish. Tentu butuh waktu ekstra guna menjalani proses tersebut.
Saya merasa bersyukur bahwa pada akhirnya persoalan kebutuhan karya yang akan ditampilkan sedikit bisa teratasi. Target yang ditetapkan tidak muluk-muluk, yaitu hanya empat postingan dalam seharinya. Apabila pada hari tertentu terjadi kekurangan naskah, maka tulisan sendiri-lah yang turut diposting.
Hampir setahun proses ini dijalani. Berharap pada tahun kedua bisa lebih baik lagi dan bisa melibatkan sahabat-sahabat lain untuk mengelolanya. Eh, tapi, apakah anda sudah pernah berkunjung ke blog ini? Bila belum, ayo jangan segan bertamu ke : KUMPULAN FIKSI (mohon ijin admin untuk share link, ya) dengan klik di SINI
7 Januari 2012
Salam,
(Odi Shalahuddin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H