Mohon tunggu...
Odi Shalahuddin
Odi Shalahuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat hak-hak anak dan pengarsip seni-budaya

Bergiat dalam kegiatan sosial sejak 1984, dan sejak tahun 1994 fokus pada isu anak. Lima tahun terakhir, menempatkan diri sebagai pengepul untuk dokumentasi/arsip pemberitaan media tentang seni-budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Launching Buku Penyair Tiga Kota Dalam Sastra Bulan Purnama ke 20

3 Mei 2013   00:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:13 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa kali berhalangan untuk hadir dalam acara Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan oleh Rumah Budaya Tembi, pada tanggal 26 April saya merasa senang memiliki kesempatan untuk menyaksikan penampilan para penyair yang melaunching buku-bukunya.

Launching buku sastra khususnya puisi memang diagendakan oleh Rumah Budaya Tembi. “Setiap empat bulan sekali, acara khusus untuk launching buku,” demikian suatu hari dikatakan oleh Ons Untoro, tokoh yang memainkan peranan penting sebagai penggerak SBP sehingga telah memasuki putaran ke 20.

SBP dapat dikatakan sebagai salah satu ruang ekspresi bagi para penyair. Para penyair dari berbagai angkatan pernah hadir dan membacakan puisi-puisinya di acara SBP. Tidak hanya yang tinggal di Yogyakarta saja, melainkan para penyair dari berbagai kota lainnya.

Nah, pada acara yang saya hadiri, tajuk dari SBP putaran ke 20 ini adalah Launching Antologi Puisi Penyair Tiga Kota. Riries dari Jakarta dengan bukunya “Mencintaimu Adalah Takdirku”, Ouda Teda Ena, dosen Universitas Sanata Dharma yang juga dikenal sebagai pelukis dari Yogyakarta yang baru saja kembali setelah menyelesaikan studinya di Amerika menyapa dengan buku Perempuan dalam Almari, Kelana Siwi Kristyaningtyas, bersama para penyair dari Kendal menghimpun diri dalam buku “Sogokan untuk Tuhan”, dan penyair senior Yogyakarta yang masih terus berkarya hingga saat ini, Imam Budi Santoso dengan bukunya “Ziarah Tanah Jawa

[caption id="attachment_251695" align="aligncenter" width="300" caption="Ouda Teda membacakan tiga puisi diiringi gesekan biola dari anak seorang kompasianer juga"]

1367514752925888986
1367514752925888986
[/caption] [caption id="attachment_251696" align="aligncenter" width="300" caption="Kelana Siwi Kristyaningtyas, penyair dari Kendal"]
13675148681713412058
13675148681713412058
[/caption] [caption id="attachment_251697" align="aligncenter" width="300" caption="Evie Idawati"]
13675149141910241768
13675149141910241768
[/caption] [caption id="attachment_251698" align="aligncenter" width="300" caption="Imam Budi Santoso"]
13675149541332971045
13675149541332971045
[/caption] [caption id="attachment_251699" align="aligncenter" width="300" caption="Salah seorang penonton dari Australia ikut membacakan puisi"]
13675149811049708750
13675149811049708750
[/caption]

Hal menyenangkan bagi saya adalah bertemu kawan-kawan yang aktif menulis di Kompasiana atau dikenal sebagai Kompasianer. Diantaranya adalah Endah Raharjo dan Bowo Bagus, serta kawan-kawan dari komunitas Canting dan Komunitas Kamprets. Kehadiran mereka tampaknya untuk menyaksikan penampilan Bung Ouda Teda, salah seorang kompasianer yang tentunya merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi kita semua.

Selain penyair yang namanya telah disebutkan di atas, turut membacakan puisi yang termuat dalam kumpulan puisi yang dilaunching, adalah Wage, penyair Semarang yang kini bermukin di Purwokerto, Bahrul Ulum dari Kendal, Evy Idawati penyair Yogyakarta, Umi Khulsum penyair yang setia meramaikan setiap perhelatan SBP, dan juga beberapa orang asing dari Australia.

Acara yang dipandu oleh Ons Untoro ini, juga dimeriakan oleh penampilan musikalisasi puisi dari komunitas SARKEM.

Ah, sayang, cuaca yang cerah saat itu, perhelatan acaranya tidak di ruang teater di halaman belakang, melainkan di pendopo depan Rumah Budaya Tembi. Dan sayang pula, baru malam ini saya bergerak untuk menuliskan dan mempostingnya..

Yogyakarta, 2 Mei 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun