Mohon tunggu...
Oddi Arma
Oddi Arma Mohon Tunggu... profesional -

menulis apa yang dilihat, rasa, dan dengarkan @odiology

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mereka yang Mati Muda

13 Maret 2013   06:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:52 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_232620" align="aligncenter" width="300" caption="www.dieselsc.com"][/caption] Ada orang yang umurnya panjang, tapi tidak meninggalkan jejak apapun selama hidup. Tetapi ada yang hidupnya singkat, tetapi meninggalkan jejak panjang di hati orang-orang...

Ada sebuah film lama (produksi tahun 2000) yang sederhana judulnya "Pay It Forward", dimainkan Kevin Spacey (Trevor Mc Kinney ) Helen Hunt (Arlene) dan Haley Joel Osment (Trevor). Berkisah tentang seorang anak SD (Trevor) yang mempunyai pemikiran sederhana namun cukup menggugah, "Membalas ke depan" sebagai konsep yang diajukannya untuk memenuhi tugas ilmu sosial yang diberikan guru Imu Sosialnya (Kevin Specey). Ide ini berusaha mengubah hidup tiga orang yang ada disekitarnya. Dan tiga orang yang telah berubah hidupnya menjadi lebih baik, akan mengubah hidup tiga orang yang lain. Menjalar, mirip MLM.

Singkatnya, dia gagal mengerjakan tugasnya...dia tidak berhasil mengubah jalan hidup seorang pecandu obat, menjodohkan ibunya (Helen Hunt) dengan guru ilmu sosialnya agar dia dan ibunya punya kehidupannya lebih baik dan lepas dari ayah kandungnya yang pemarah. Dia juga gagal mengumpulkan keberanian  untuk menolong temen sekelasnya yang selalu di bully.

Tapi tanpa diketahuinya konsepnya ini ternyata diketahui oleh seorang jurnalis dan dipublikasikan. Responnya sangat luar bias. Konsep ini begitu mengena di hati banyak orang di kota-kota lain untuk "membalas ke depan". Konsepnya telah mengubah hidup banyak orang. Trevor pun diwawancarai stasiun TV tentang konsepnya, "tapi aku telah gagal" ucapnya diakhir wawancara. Padahal dia sudah berhasil. Tanpa diketahuinya pemuda pecandu yang coba dirubahnya telah sembuh dan menjadi orang baik-baik dan berikhtiar menolong 3 tiga orang lagi. Sementara ibu dan guru Ilmu Sosialnya kembali berpelukan setelah mendengar wawancaranya.

Setelah wawancara selesai dan ia ingin pulang, dia melihat kembali temannya sekelasnya dipukuli lagi, karena sudah merasa gagal terhadap dua obyeknya tugas sosialnya, semula ia takut..tapi rintihan temennya.."help me Trevor" memberanikan dirinya. Dilajunya sepada dan ditabrakkannya ke anak berandalan tersebut. Temennya berhasil lari, Trevor tersenyum merasa berhasil...tapi dinginnya sebilah pisau menghujan perutnya..darah mengalir dia terkulai dan meninggal....anak berandalan itu menikamnya.

Malam harinya berbondong orang-orang datang, muda, tua, laki, perempuan, mobil memecatkan kota menuju rumah Trevor membawa bunga dan lilin sebagai tanda duka cita mendalam. Trevor yang masih bocah telah mengubah banyak orang......

Di kehidupan nyata banyak orang-orang yang berusia pendek, tapi abadi dikenang karena mempunyai kualitas, arah serta tujuan hidup, punya prinsip dan idealisme. Namun tak kalah banyak juga orang selama hidup tidak berbuat apa-apa. Che Guevara menghabiskan masa mudanya dengan keliling Amerika Latin, menolong rakyat miskin, mengobati orang-orang yang terkena lepra dan penggerak revolusi Kuba. Ali Syariati penggerak revolusi Islam Iran, masa mudanya dihabiskan membuat tulisan dan berpidato menentang rezim Shah Iran. Dan karena pidatonya dia dibunuh secara tragis. Soe Hok Gie, pemuda idealis yang rela diasingkan karena prinsipnya menentang kekuasan yang tidak berpihak. Tan Malaka, pahlawan Indonesia yang terlupakan, karena kegigihannya memerdekakan negerinya harus hidup terlunta-lunta di negara orang lain. Dia rela membelenggu kebebasannya dengan keluar masuk penjara demi kebebasan bangsanya, juga mati secara tragis di ujung senapan tentara bangsanya sendiri. Jose Rizal, simbol perlawanan rakyat Filipina melawan penjajah, yang tersenyum dan memilih tidak mengenakan penutup muka saat peluru penjajah mengoyak jantungnya dalam sebuah eksekusi hukuman mati. Chairil Anwar, si pemberi amunisi kepada para pejuang dengan puisi-puisi perlawanannya. Mereka semua berusia pendek tapi meninggalkan jejak panjang di hati orang-orang.

Mungkin Yang Diatas mentakdirkan orang-orang seperti itu mati muda, agar menjadi pelajaran bagi yang lain, kalau umur Dia yang nentukan...walau masih muda berbuatlah sesuatu...

Sama seperti untaian kata Jallaluddin Rumi, delapan abad yang lalu.."jika kau mati jangan cari nisan mu di bumi, tapi cari di hati orang-orang..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun