Seiring malam yang begitu dingin dan sepi, seekor kumbang yang terbang melintasi langit-langit atap kamar mengejar sebuah cahaya,deruan suara sayap yang berbunyi mengundang kebisingan. Berkali-kali dia terbang melintasi ruang kamar mencari makna cahaya yang keluar dari sebuah bola lampu yang menyala di atap kamar. Seorang pria yang menyaksikan akan kebodohan itu, dia tersenyum dan tertawa menyaksikannya. Seekor kumbang lagi-lagi menabrak bola lampu ingin menerobos cahaya, namun sayang dia gagal dan gagal lagi, terjatuh dan dia bagunterbang lagi. Setelah itu semua terlewati, namun tidak juga menemukan jawabannya.
Laki-laki yang bernama Micca, dia sungguh merasa kesepian dan tidak punya teman untuk membagi kesedihan yang menggalutinya. Sudah lama Micca menjalani hidup membujang, tanpa ada kekasih hati yang melengkapi hidupnya. Setiap kali dia suka cewek dia selalu tidak beruntung. Micca selalu ditolak sama cewek, tidak tahu kenapa dia begitu tidak beruntung. Berdiri tegap didepan cermin sambil berbicara “Kenapa nasip gua selalu apes,,,, sebenarnya gua tidak jelek-jelek amat,,,, hati gua bilang, gua ganteng,, keren beda tipislah dengan Teku Wisnu, jadi kenapa cewek-cewek tidak pada suka sama gua” Ditengah malam gulita
Bagun dari tempat duduknya, dia bercermin dan sambil mengungkapkan kata-kata ”Ada apa dengan diriku” terlihat sebuah garis di keningnya yang begitu menganggu fikiran, dan hatinya berbisik “Apakah ini akhir dari kisah masa muda ku, sungguh di sayang aku belum ada yang punya”. Dia berjanji pada dirinya dan dia ingin menghilangkan garis yang terlintang di keningnya, dia tidak mahu garis itu muncul sebulum dia mendapatkan pujaan hati. Sejenak terfikir dalam hatinya, dia pernah mendengar sebuah ucapan yang begitu menyentuh hatinya untuk masa yang tengah di alaminya.”Jika seseorang sering makan buah-buahan dari cewek, semangkin sering dia makan semangkin berseri rawut wajahnya, buah-buahan itu akan menjadi buah awet muda”.
Pagi yang begitu cerah dengan suasana yang begitu indah, terbangun dari tidurnya, dia mikir bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan buah-buahan dari teman-teman ceweknya.”Aku suruh beli saja sama mereka” dia mikir lagi “tidak enak kalau aku suruh beli sama mereka” akhirnya dia menggambil keputusan, di ambinya sebelah bawang putih, di gosok ke tubuh bagian belakang. Suasana tubuhnya mulai terasa panas dan mukanya sudah mulai pucat, dia terlihat bagaikan sakit sungguhan. Di ambil Hendpon dan di salin sebuah SMS yang berbunyi “Jika memang kalian sahabat aku, dan juga kalian ingin malihat aku untuk terakhir kalinya datang lah kerumah ku” SMS itu hanya dikirimkan sama teman ceweknya saja. Semua teman-teman ceweknya, pada saat membaca SMS dari dia, mereka semua pada kaget dan cemas “Ada apa dengan dia”.
Tubuh terbaring di atas kasur mengharapkan buah-buahan dari cewek. Saat ketokan pintu pertama, dia sudah membayangkan kalau temanya akan membawa buah-buahan yang terbalut dengan plastik bening dalam sebuah keranjang yang memancarkan sebuah cahaya yang bisa membuat awet muda. Masuk kedalam kamar dengan perasaan yang sedih, ternyata dia tidak membawakan buah, tetapi dia membawa tangisan, (gagal). Ketokan kedua juga sama, dia tidak membawa buah juga (gagal) higa terus menerus dia mendapatkan ke gagalan.
Kegagalan yang begitu mengikutinya hingga dia tidak bisa untuk mengungkapkan kata, bibir terdiam hanya bisa menetes air mata, lena sudah terpana dalam kesedihan. Niat hati yang ingin mendapat buah awet muda dari sang teman cewek kenyataannya itu gagal. Merenung sejenak dengan bibir gemetar bersandar disudut kamar dengan air mata yang menggalir di pipi jatuh menetes di atas lantai. Beningnya air mata tidak bisa untuk memberi sebuah jalan keluar dalam masalah yang tenggah di hadapi. Tersudut sepi terjatuh tanpa tempat pegangan. Mencoba untuk bangkin dari kepurukan itu.
Disaat ketokan terakhir dengan harapan yang begitu besar dalam hatinya, kalau temanya yang terakhir akan membawa buah-buahan, tetapi ternyata (gagal) ditangannya ada sebuah kota yang tidak begitu besar dan terbalut denga kertas yang berbunga-bunga kecil. Setelah temanya pulang semua, dia bangun dari tempat tidurnya, dia mengambil kotak tersebut dan dibuka olehnya, ternyata didalamnya, sebungkus kain putih dan sepucuk surat dengan nada yang terlantur sebagai berikut “Hanya ini yang bisa aku berikan untuk mu terakhir kalinya, aku harap dengan kamu memakai ini nanti, kamu bisa ingat aku, disaat kita bersama, bercanda, sedih, luka dan bahagia (Teman mu yang selalu mengenang mu)”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H