Tidak dapat dipungkuri bahwa salah satu faktor yang memperkuat kondisi economi domestik di Indonesia adalah meningkatnya jumlah kelompok ekonomi menengah. Keberadaan kelompok ini dapat dirasakan dengan meningkatnya kebutuhan tersier seperti gym, nongkrong di café, fashion, gadget trend, dan lain lain. Kondisi ini perlu dipertahankan dengan cara memperkuat posisi kelompok tersebut. Salah satu cara membuat kelompok tersebut kuat dan tidak gampang terimbas krisis adalah dengan memberi pemahaman tentang cara mengelola keuangan. Dalam hal ini, pengetahuan untuk mengelola keuangan sangat penting di sosialiasikan kepada kaum muda yang merupakan bagian yang signifikan dari masyarakat kelompok ekonomi menengah tersebut. Mengelola keuangan lebih dari sekedar tahu bagaimana mengalokasikan dana, namun juga mengerti bagaimana cara menginvestasikan dana yang ada. Ada beberapa cara sederhana untuk berinvestasi dan cocok diterapkan oleh kaum muda dengan penghasilan kurang dari 10 juta per bulan. 1. Investasi Deposito (sektor financial) Meskipun investasi ini memiliki return yang tidak terlalu tinggi, namun resikonya juga rendah karena jumlah uang yang diinvestasikan dijamin oleh Bank Indonesia. Deposito memiliki jangka waktunya sendiri sesuai dengan keinginan si investor (mulai dari 1 bulan hingga beberapa tahun). Apabila dicairkan sebelum masa waktunya, maka investor akan dikenakan penalti dengan jumlah persentase yang ditentukan oleh pihak Bank. Investasi deposito dapat dilakukan di bank dimana kita membuka rekening tabungan. Minimal nominal yang dapat disetor di rekening deposito berbeda ditiap-tiap bank tergantung kebijakan bank tersebut. Saya sendiri lebih suka membuka rekening deposito secara online tanpa harus datang langsung ke bank yang dituju dan mengisi formulir. Untungnya, sekarang ini telah banyak bank yang menyediakan fasilitas pembukaan rekening deposito online yang dana investasinya diambil dari rekening tabungan. 2. Investasi Reksa Dana (sektor financial) Ada beberapa jenis reksa dana yang bisa dipilih sesuai dengan profil masing-masing individu. a. Reksa Dana Pasar Uang: Seluruh dana di aloksikan pada efek pasar uang (deposito, SBI, obligasi). Investasi ini memiliki tingkat resiko tendah dengan keuntungan yang terbatas. b. Reksa Dana Pendapatan Tetap: Disebut juga reksana dana obligasi, minimum 80% asetnya diinvestasikan pada obligasi baik korporasi maupun pemerintah. c. Reksa Dana Campuran: Disebut campurana karena komposisi asetnya merupakan campuran dari saham, obligasi, maupun instrumen pasar uang dengann komposisi yang bervariasi. d. Reksa Dana Saham: Sesuai dengan namanya, sebanyak 80% asset dari jenis reksadana ini di investasikan di saham. Hal ini membuat jenis reksa dana ini yang paling beresiko tinggi namun memiliki kemungkinan return yang tinggi juga. Ada dua tempat untuk dapat membeli produk reksa dana yakni di perusahaan sekuritas atau di Bank (tidak semua bank mempunyai fasilitas ini). Saya sendiri sudah mulai investasi ini sejak tahun 2011 yang lalu. Karena ingin lebih praktis, saya membeli reksa dana online lewat Bank Commonwealth (untuk mempergunakan fasilitas ini, kita harus memiliki rekening Bank Commonwealth terlebih dahulu). Sepengetahuan saya, hanya Bank Commonwewalth yang memiliki fasilitas pembelian reksanadana online. Hal ini sangat memudahkan karena pembeli tidak perlu datang langsung ke cabang bank atau securitas terdekat sebelum jam 3.30 PM (jam transaksi terakhir) plus harus mengisi formulir dengan segudang pertanyaan. Berbagai Jenis Investasi Reksa Dana Saya di Tahun 2012 3. Investasi Saham (sektor financial) Investasi saham merupakan investasi dengan resiko dan return yang tinggi. Investasi ini lebih cocok bagi mereka yang mempunyai waktu yang cukup untuk memantau perkembangan saham di Indonesia. Bagi kelompok yang moderat, lebih baik mengivestasikan dana di jenis saham Blue Chip (saham andalan), karena kemungkinan harga saham anjlok drastic lebih kecil. Berbeda dengan reksanadana, pembelian saham hanya dapat dilakukan di perusahaan sekuritas. 4. Investasi Emas (sektor riil) Menurut saya pribadi, investasi emas adalah yang paling pasti return-nya karena dari waktu ke waktu harga emas akan selalu meningkat dan kenaikannya cukup signifikan. Memang ada kalanya harga emas turun, namun hal tersebut hanya bersifat sementara. Dalam periode yang singkat, harga emas pasti akan melonjak lagi. Emas yang saya maksud disini adalah emas batangan murni (99.9%) yang secara resmi dikeluarkan oleh Antam. Untuk emas perhiasan, nilainya dapat berkurang karena biaya produksi dalam memahat emas tersebut tidak dihitung pada saat dijual kembali. Emas batang dapat di beli langsung di kantor Antam atau di toko mas yang terpercaya. Jangan lupa untuk mengecek keaslian emas dengan memperhatikan sertifikat Antam, nomor seri emas dan meminta kwitansi beli dari toko Emas. Hal yang penting dipertimbangkan sebelum memutuskan berinvestasi emas adalah tempat penyimpanan. Untuk mengurangi resiko hilang, lebih baik emas tersebut disimpan dalam deposit box yang bisa disewa di bank tertentu (tidak semua bank memiliki fasilitas ini). Akan lebih baik lagi kalau kita mempunyai deposit box sendiri di rumah untuk mengurangi biaya sewa deposit box di bank.
Batang Emas 10 kg Pertama Saya (Yai!!) 5. Investasi Apartemen (sektor riil) Investasi properti merupakan investasi dengan return yang cukup tinggi. Hal yang paling penting diperhatikan dalam berinvestasi properti adalah lokasi dan fasilitas yang disediakan. Saya menyarankan untuk berinvestasi apartemen (bukan rumah atau tanah), karena kaum muda dengan pendapatan kurang dari 10 juta umumnya adalah lajang yang baru berdikari atau fresh graduated. Oleh karena itu, memiliki apartemen yang simple tapi nyaman adalah awal yang tepat untuk memulai hidup mandiri. Walaupun biaya investasi untuk apartemen umumnya lebih terjangkau dibanding rumah, namun perlu diperhatikan bahwa apartemen memiliki batas waktu kepemilikan. Investasi aparteman lebih baik tidak dimasukkan sebagai pertimbangan hunian jangka panjang untuk (calon) keluarga. Kelima investasi di atas adalah investasi yang telah saya praktekkan sendiri. Kelimanya memiliki resiko dan return yang berbeda, namun cara untuk bisa memaksimalkan keuntungan dari masing-masing jenis investasi tersebut tergantung pada kebijakan masing-masing individu dalam menentukan jumlah dana dan waktu yang paling tepat untuk berinvestasi. Satu rumus penting yang perlu diingat dalam berinvestasi adalah high risk, high return! Happy investing Young Folks! OliviaBaca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H