Mohon tunggu...
La Ode Sendranto
La Ode Sendranto Mohon Tunggu... -

... masih belajar mengenal kata lewat mata agar nantinya mencipta mata kata...kita...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan

12 Februari 2012   14:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:45 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

hujan I

kota ku kembali basah

basuh jejakjejak kita

dinginkan kisahkisah yang resah

genangkan kenangan di pelukan sayang

hujan II

deras mengibas udara yang panas

tajam menukik hujan menghujam

tumpah ruah curah keluh mengesah

langit mengirim tangisnya ke bumi

titik-titik mengaliri detik

tak terhitung berapa banyak butir yang mengair

basah sudah kisah tak pelak

hujan menjadi kata dalam syair

hujan III

derai rinai menari di hembusan bayu

hari pengap memenuhi udara yang lembab

menyelip kisah di celah-celah hujan

siang ini berubah redup dalam degup

mampir ia dalam kuyup mengbungkus

wajahwajah yang mengisah perjalanan yang tertunda

resah jiwajiwa menanti reda tak berkesudahan

hanya ia dan waktu menyatu dalam gigil dingin

ocehan mereka di gelar pada langit-langit yang menggelegar

tak perduli terdengar pada asing yang menyamar

mata dan kata kita padu pada genang yang mengaca

hujan menjadi akrab dengan kita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun