Buku yang berjudul Habibi & Ainun adalah karya dari Bacharuddin Jusuf Habibie yang diterbitkan oleh PT. THC Mandiri pada tahun 2010. Buku ini merupakan genre otobiografi karena beliau sendirilah yang menuliskan buku tersebut. Buku ini mengandung 323 halaman. Buku ini dipanuti oleh banyak orang dikarenakan beliau adalah seorang mantan presiden Republik Indonesia yang ketiga. Hubungan yang sangat erat diantara mereka dapat menyalurkan inspirasi cinta dan ketulusan. Lalu, buku ini bisa memberikan semangat dan perjuangan, serta penambahan ilmu Pendidikan tentang sejarah.
   Penulisnya, B.J Habibie, dengan kelahiran tahun 1936, sudah dinyatakan wafat pada tanggal 11 September 2019 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Berita tersebut sempat mengemparkan banyak kesedihan di kalangan masyarakat karena sosoknya yang hebat, cerdas dan ahli pesawat terbang.
   Buku ini beliau tulis untuk mengungkapkan rasa cinta terhadap almarhumah istrinya, Ainun, yang wafat pada tanggal 23 Mei 2010. Dalam buku tersebut, beliau mengatakan bahwa menulis buku itu menjadi terapi baginya untuk mengobati keriduan belahan jiwanya yang pergi meninggalkannya secara tiba-tiba. Meski beliau sudah iklas dengan kepergiannya, ia tetap merasa terpukul. Ia mengatakan bahwa penulisan bukunya penuh dengan tetesan air mata.
  Kisah ini diawalkan dari mereka yang kembali bertemu pada tahun 1962 setelah pisah dari bangku SMA. Mereka terpukau dengan sosok satu sama lainnya, Habibie jatuh cinta dengan pesona manis dan dewasanya Ainun dan Ainun juga terpesona dengan mimpi besarnya Habibie.
   Kisah cinta ini sangat tulus dan sederhana. Padahal, saat Bu Ainun dan Pak Habibie bersekolah di SD, mereka bersekolah di sekolah yang sama. Hanya saja saat itu ia belum merasakan getaran cinta. Bukannya menyukainya, dia malah mengejek Bu Ainu yang menurutnya berkulit gelap. Pak Habibie bahkan menjuluki Gula Jawa sebagai ibu Ainun.
   Kecintaan ayah Habibie terhadap ibu Ainun lahir ketika mereka bertemu di lain waktu, saat keduanya sudah dewasa. Saat itu, adik Habibie, Fanny, mengajaknya berkunjung ke rumah keluarga Bu Ainun saat liburan. Saat pertama kali melihat Ainu, hati Habibie langsung bergetar. Kasih sayang ayah Habibie disambut baik oleh ibu Ainun.Tak lama kemudian keduanya sepakat untuk menikah. Pak Habibie dikatakan telah membawa Ms Ainu kembali ke Jerman pada perjalanan berikutnya. Di sinilah pertarungan mereka dimulai.
   Kehidupan cinta yang penuh badai kehidupan, percobaan dan godaan. Dari pertemuan keduanya yang mengawali semuanya, keseharian mereka mengarungi kapal rumah tangga, hingga peristiwa memilukan saat mereka dipisahkan oleh takdir semua diceritakan oleh Habibie. Saat itu, Pak Habibie memulai karirnya dari nol. Namun berkat kegigihan dan dukungan penuh kasih Ibu Ainu, mereka berhasil melewati masa-masa sulit yang menguras tenaga dan emosi mereka. Selain itu, buku ini juga mengandung beberapa doa dan puisi cinta yang ditulis oleh mereka.
   Akhirnya Pak Habibie melanjutkan prestasinya yang membuatnya dikagumi banyak orang Jerman. Kisah dalam buku ini juga mengandung nilai-nilai kebangsaan. Pak Habibie menyampaikan kepeduliannya terhadap bangsa. Berkat niat tulusnya ia kemudian berhasil menjadi orang nomor satu di Indonesia. Kisah ini banyak menceritakan tentang Ibu Ainun sering mengikutinya yang sangat sibuk. Perannya sebagai istri dilakukan dengan baik dan cinta mereka tetap penuh, meski ia kesulitan mencari waktu untuk berbicara dengan Pak Habibie.
   Cerita buku ini berakhir dengan meninggalnya ibu Ainun akibat penyakit kanker yang dideritanya selama bertahun-tahun. Salah satu kisah paling mengharukan dalam buku ini adalah saat ibu Ainun menjalani operasi. Biasanya Pak Habibie selalu menjenguknya di waktu yang bersamaan. Karena hari itu Bu Ainun sedang dioperasi, maka Pak Habibie tidak dibolehkan masuk ke ruangan tempat Bu Ainun dirawat. Hal itu kemudian membuat Bu Ainun sangat resah dan khawatir. Ia menangis sedih karena mengira ada sesuatu yang tidak beres yang membuat suaminya tidak datang. Ibu Ainun, wanita penyabar, tetap mengkhawatirkan suaminya meski dalam keadaan sekarat. Sebegitulah cintanya yang sangat tulus.
   Sebagai sebuah novel, Habibie mampu menghadirkan cerita yang unik dan menarik sehingga benar-benar menarik perhatian pembaca karena buku ini membuat pembaca merasakan seolah-olah mereka di kehidupan Habibie. Setiap bab berisi hikmah dari kehidupan sang professor B.J Habibie. Gaya ceritanya yang sederhana membuat pembaca terus mengikuti kelakuan Habibie dan Ainun.