Mohon tunggu...
Ode Abdurrachman
Ode Abdurrachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Trading Blogger - Pemerhati Pendidikan | Ketua IGI Provinsi Maluku | Ketua Dikdasmen PDM Kota Ambon Guru, Pengajar, aktivis Muhammadiyah Kota Ambon

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penelitian Tindakan Kelas Tidak Untuk Mahasiswa?

14 Mei 2012   15:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:18 752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Classroom Action Research (CAR) atau sering dikenal dengan PTK atau penelitian Tindakan Kelas merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru, memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran dan mencobakan hal-hal baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.

Berdasarkan jumlah dan sifat perilaku para anggotanya, PTK dapat berbentuk individual dan kaloboratif, yang dapat disebut PTK individual dan PTK kaloboratif. Dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK di kelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang dalam PTK kaloboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK di kelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.
PTK memeliki sejumlah karakteristik sebagai berikut :



  • Bersifat siklis, artinya PTK terlihat siklis-siklis (perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan dan refleksi), sebagai prosedur baku penelitian.

  • Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu tertentu (misalnya 2-3 bulan) secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan "sekali tembak" selesai pelaksanaannya.

  • Bersifat partikular-spesifik jadi tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnyapun tidak untuk digenaralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan ditempat lain yang konteksnya mirip.

  • Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekali gus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu diubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekali gus yang diteliti pula.

  • Bersifat emik (bukan etik), artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan yang diteliti; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.

  • Bersifat kaloboratif atau kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti (guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.

  • Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; menggarap masalah-masalah besar.

  • Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan dan tercapainya tujuan penelitian.

  • Mengutamakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian, bukan kerepresentasifan (keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu, PTK hanya menuntut penggunaan statistik yang sederhana, bukan yang rumit.

  • Bermaksud mengubah kenyataan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.


Tujuan PTK sebagai berikut :



  • Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.

  • Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

  • Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.

  • Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

  • Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.

  • Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.

  • Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan umum atau asumsi.


    ===========================
    Lantas, Apa Pentingnya bagi mahasiswa reguler semester akhir fakultas keguruan atau tarbiyah yang setengah dipaksa untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas, toh mereka juga bukan guru tetap atau guru yang aktif  dalam melakukan penelitian tindakan Kelas, sebab hadirnya PTK adalah memperbaiki konten dan metode pembelajaran yang selama ini gagal dilakukan oleh guru mata pelajaran di kelas.


    Hal utama yang dilakuan  sang guru meneliti dan mencoba menggali melalui berbagai penalaran dan pendekatan penelitian dalam skala kecil yakni kelas, berdasarkan materi yang dibawanya kemudian mulailah meneliti dan bertindak mencari solusi atas kegagalan yang didapati, sehingga dari tahap awal ke tahap kedua seharusnya menandakan adanya perubahan atau pengembangan.


    Posisi Mahasiswa semester akhir yang menjadi dilematis adalah ketika mereka setengah dipaksa untuk melakukan penelitian tindakan di kelas?....kan aneh tidak pernah mengajar, tidak pernah tau kondisi kelas, tidak pernah melihat hasil belajar sebelumnya oleh guru yang sama, tiba-tiba penelitian PTK-nya sang mahasiswa mampu memvonis pembelajaran serta kontennya keliru dan tidak ada peningkatan sehingga harus diteliti. selayaknya  harus ada tes awal atau data awal yang diperoleh dari siswa oleh mahasiswa ini untuk bertindak mencari solusi atas masalah yang dianggap minim sentuhan dan dilakukanlah penelitian tindakan  tersebut.


    Satu hal lagi, bagaimana jika proposal PTK ini diajukan di semester awal pada materi yang harus diteliti pada sekolah (SD/SMP /SMA) bagian awal, tentu dalam proses yang karena berliuk, liuk sehingga memakan waktu dan tibalah dia pada semester kedua atau semester dimana judul PTK itu tidak lagi menjadi bahan pembelajran di Sekolah. haruskan disetting? hasilnya pasti rakitan alias bohongan....inilah sejumlah alasan berdasarkan pemaparan awal bahwa PTK tidak untuk Mahasiswa tapi untuk guru tetap dan guru yang benar-benar sudah diangkat dalam jabatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun