[caption caption="Sumber : Kemdiknas"][/caption]Mungkin ini reportase yang terlambat naik ke dunia online atau ke hadapan hadapan IGI followers se-Indonesia, atas upaya keras IGI wilayah maluku yang cukup nekat agar atmosfir IGI yang segar ini bisa hadir di hadapan wajah para guru di kabupaten Seram Bagian Timur, negeri  yang terletak di bagian timur pulau Seram. 800 KM arah timur pulau seram dengan jalan darat dari kota Masohi Kab. Maluku Tengah.
Mumpung keberadaan kami sebagai pengurus wilayah sedang berada di kediaman yang masih tergolong dalam jangkauan dan kebetulan bersamaan dengan hobi paprazi juga hajatan family dekat, Tercetusah ide untuk mendatangi mereka langsung, meski harus menempuh jarak cukup jauh, yakni dengan jarak tempuh 8 jam perjalanan dari pusat kota Maluku Tengah Kota Masohi, hanya satu tujuan yakni untuk menularkan semangat berbagi, meski harus sedikit berkorban tenaga dan waktu, termasuk biaya tentunya.
[caption caption="Dokumentasi Pribadi (Rute Perjalanan inisiasi IGI Pro Maluku)"]
Jujur saja, niat perjalanan ke kota Bula (kota kabupaten SBT), kali ini adalah yang pertama kali terlaksana, sob sudah lama terencana baru sekali ini terlaksana. jika tanpa alasan yang jelas dan bukan karna urgensi bertemu para  guru pun niat ini kadang tidak tersampaikan, untungnya niat ini diperkuat niat ‘membumikan IGI di seantero Maluku’ lah yang mendorong kami untuk ‘sedikit ngotot’ agar sampai di kota penghasil minyak terbesar di Maluku ini.
Atas prakarsa beberapa teman dekat, yakni salah seorang guru yang kini menjadi staf di UPTD Kota Bula, pak Ali Boufakar dan operator UPTD kota Bula, pak Imron yang juga pernah berkarir menjadi guru, ide untuk menghadirkan guru di Kab. SBT terlaksana, kami sangat berterima kasih sebesar-besarnya atas kontribusi mereka berdua ini. Sebab melalui ‘tangan dingin’ mereka berdualah kami dan para guru di kota Bula memiliki akses untuk lebih dekat mengenal IGI sebagai organisasi profesi selain PGRI dalam pertemuan sosialisasi IGI sekaligus workshop singkat tentang orientasi UNBK (ujian nasional berbasis komputer).
Pikiran awal kami, mungkin hanya membutuhkan 10 orang guru yang bisa diajak diskusi dan menjadi motor penggerak IGI di kabupaten ‘ita wotu nusa’ ini, tapi di luar dugaan, bisa menghadirkan 40-an guru di Aula SMA negeri 1 Bula, dari berbagai tingkat pendidikan TK, SD, SMP dan SMA juga SMK kota Bula. Kehadiran kami tentu semata untuk bersilaturahim, menjelaskan bagaimana IGI lahir dan prospek apa saja yang bisa difasilitasi IGI untuk peningkatan mutu para guru, ke arah lebih profesional,  terutama untuk para guru di SBT, yang ternyata sangat langka sekali difasilitasi untuk dilatih kompetensinya, oleh lembaga swadaya masyarakat dan pemerintah.
Tidak salah jika kementrian pendidikan merilis Neraca Pendidikan Kabupaten SBT, yang menampilkan kualitas pendidikan di kabupaten ‘penuh minyak’ ini berada jauh terpuruk di seantero Maluku, kedua dari bawah setelah Kab. Buru Selatan. Kualiatas pendidikan dan pengelolaan pendidikannya termasuk peningkatan mutunya sesuai data tidak dikelola dengan baik, atau berlum berjalan maksimal, padahal sumber daya alam termasuk yang melimpah di Maluku, karena berbagai perusahan penambangan minyak sedang beroperasi aktif hingga hari ini, dan bisa jadi analogi ‘tikus mati di lumbung padi’ berlaku juga di kabupaten paling timur di pulau seram, Maluku ini.
Hasil wawancara dengan beberapa guru mengakui bahwa pelatihan atau diklat peningkatan mutu guru, pendampingan pelatihan penguasaan media pembelajaran termasuk yang berbasis ITC hingga peningkatan peguasaan karya tulis, seperti yang diprogramkan pemerintah yang juga menjadi program dari IGI tidak pernah ada. Jarang sekali ada untuk bahkan dibilang tidak pernah ada di tengah kota Bula, yang diselenggarakan oleh LSM, atau organisasi profesi bahkan pemerintah daerah, jikapun ada hanya terkait pelatihan dan sosialisasi yang tidak melibatkan guru biasa, tetapi beberapa orang guru tertentu saja atau pejabat sekolah. Itupun masuk dalam anggaran proyeksi oleh daerah, dan tidak melibatkan kebanyakan guru. Sesuatu hal yang miris tentunya.
Perkenalan kami dengan para guru, selain sosialisasi akan visi dan misi IGI, juga kami menyelipkan materi orientasi Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang kemungkinan diterapkan di setiap sekolah. Beberapa aplikasi yang menggambarkan pelaksanaan Ujian itu kami bagi gratis, agar mereka secepat mungkin bisa menyesuaikan diri dan bersegara mempelajari bahkan bisa membuat soal-soal evaluasi dan ujian berbasis komputer tanpa mengandalkan orang lain, sehingga dalam setiap mata pelajaran yang mereka ajarkan pun bisa menerapkannya langsung.
Dan responnya luar biasa, mereka cukup bangga dan senang bisa diajak ke dalam pelatihan gratis bahkan berbonus sertifikat yang kami berikan Cuma-Cuma sebagai salah satu fasilitas yang bisa dinikmati oleh para guru IGI di SBT. Selain fasilitas lainnya yang cukup dinantikan mereka yakni fasilitas garuda miles, yang sangat diharapkan bisa dinikmati oleh para guru di kabupaten terpencil ini, untuk bisa hadir dalam even-even nasional berupa pelatihan dan seminar dengan difasilitasi oleh IGI dan Garuda Indonesia tentunya.
Keterbatasan mereka sedikit terobati ketika kami menjelaskan bahwa bebarapa jurnal IGI secara online sudah bisa diakses melalui smartphone dengan IGIMEDIA via android (playstore), apalagi IGI wilayah maluku akan melatih dan mendampingi para guru dalam berbagai pelatihan karya ilmiah hingga penerbitan jural berkala ilmiah yang sementara diproses di wilayah.