Seputar Perbedaan Katolik dan Protestan
(Menjawab isu Kristenisasi akibat Pendirian Gedung Gereja)
Dalam umat non-kristiani pada umumnya tidak begitu mudah membedakan antara Katolik dan Protestan. Baik itu secara fisik berupa bangunan gedung gereja maupun tata ritual peribadatannya. Uraian singkat ini bertujuan untuk sedikit memberi gambaran perbedaan antara Katolik dan Protestan terutama dalam menjawab persoalan penolakan pembangunan gedung gereja. Salah-satu alasan klasik dari beberapa penolakan itu adalah wacana kristenisasi.
Bagi saya, salah satu ketakutan itu disebabkan oleh kurangnya pemahaman umat non-kristiani terhadap perbedaan Katolik dan Protestan. Dengan demikian, ketika melihat gereja dibangun seolah-olah itu sama saja baik itu Katolik maupun Protestan.
Maka dari itu, pertama-tama saya akan memaparkan perbedaan antara Katolik dan Prostestan pada umumnya. Agama katolik khusus di Indonesia pada umumnya adalah Katolik Roma yang mengakui Paus sebagai pemimpin tertinggi yang berada di Roma. Sedangkan untuk katolik Ortodox dan Anglikan tidak banyak dianut dan biasanya mereka hanya berupa komunitas kecil bahkan tidak memiliki himpunan tertentu seperti KWI (Konferensi Wali Gereja) dan PGI (Persekutuan Gereja Indonesia).
Dalam konteks Indonesia, sebutan untuk Katolik Roma biasanya disebut Katolik saja justru karena penganut Katolik Anglikan ataupun Ortodox jumlahnya sangat sedikit. Berbeda dengan negara di mana Katolik Anglikan menjadi mayoritas seperti Inggris dan Katolik Ortodox menjadi mayoritas seperti di Rusia, pembedaan ketiganya sangatlah penting.
Baik Katolik Roma, Anglikan, maupun Ortodox sebenarnya dari segi ajaran dan Kitab Suci tidak memiliki perbedaan mendasar. Hanya saja persoalan apakah mengakui Paus sebagai pemimpin tertinggi atau tidak. Bahkan Ortodox, dari aspek ritual keagamaan sangatlah mirip hanya saja masih mempertahankan ritus-ritus lama sedangkan dalam Katolik Roma tidak lagi begitu kaku dengan ritus-ritus lama atau  yang biasa disebut ritus timur.
Di Indonesia pada umumnya, seperti telah dikatakan sebelumnya, pembedaan ini tidak begitu nampak justru karena penganut Anglikan dan Ortodox tidak begitu besar dari sisi jumlah. Maka dari itu, dalam konteks Indonesia itu terdapat dua agama yang mengiman Yesus Kristus yaitu Katolik (Roma) dan Protestan.
Penting juga untuk diperbaiki bahwa istilah kristen yang hanya merujuk pada protestan tidaklah tepat. Istilah kristen itu berarti orang-orang yang mengimani Yesus Kristus. Dengan demikian, yang disebut Kristen itu baik Prostestan maupun Katolik. Tidak tepat kalau dikatakan agama Kristen dan agama Katolik karena keduanya adalah kristen. Semestinya disebut Kristen Protestan dan Kristen Katolik.
Sekarang kita masuk pada pembahasan tentang Protestan. Tanpa harus masuk lebih jauh persoalan hisotoris munculnya protestantisme atau Gereja-Gereja reformis, saya fokus pada aliran-aliran yang ada khusus di Indonesia. Pembedaan yang paling gamblang dengan Katolik pada umumnya terletak pada pengakuan salah-satu kumpulan kitab terutama dalam Perjanjian Lama.
Pada umumnya Kitab Suci agama Kristiani terdiri dua bagian besar yaitu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Namun Protestan pada umumnya tidak mengakui kitab-kitab deuterokanonika dalam Perjanjian Lama sebagaimana diakui oleh Katolik pada umumnya. Selain itu, Prostestan layaknya seperti Anglikan dan Ortodox tetap tidak mengakui Paus sebagai pemimpin tertinggi.