Selain dari itu, kita sempat memberi respon terhadap kritik karikatur yang dibuat CharlieHebdotanpa mempertimbangkan bahwa bangsa kita pun masih dililiti kasus yang lebih mendalam dari itu. Tentu kasus dilihat dari sisi negara non-sekuler seperti Indonesia merupkan hal yang mesti dikecam tetapi sayang hal itu tidak terjadi di negeri kita. Ironisnya, kasus yang dialami oleh bangsa kita tidak hanya persoalan kritik tetapi pada persoalan penolakan terhadap keyakinan yang berakibat pada masalah kemanusiaan.Â
CharlieHebdo, sebagai instansi non agama memberikan kritik terhadap agama tetapi kasus bangsa kita berbeda. Atas keyakinan kelompoknya, orang semenan-mena bertindak semaunya terhadap kelompok keyakinan lain. Inilah usaha yang mesti terus diperjuangkan oleh bangsa kita, khususnya pemerintah yang memiliki kewenangan khusus dalam mengatasi persolan itu sehingga persoalan keyakinan itu benar-benar tuntas. Bangsa kita tidak didasari oleh keyakinan tertentu namun bangsa kita memiliki ideologi (Pansasila) yang menjunjung tinggi setiap keyakinan yang dimiliki oleh masyarakatnya.
 Dan dengan demikian, kalau kita menjadi bagian dari kelompok korban di atas, apakah kita rela diperlakukan secara tidak adil terutama dalam kehidupan berbangsa? Tentu tidak! Maka dari itu, selain perhatiana dari pemerintah, kita sebagai bangsa dapat membangun sikap saling terbuka dan berbelarasa demi terciptanya bangsa kita yang aman dan damai. Tidak perlu dengan cara yang besar tetapi kita dapat memulainya dari lingkungan atau masyarakat sekitar kita. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H