Program One Kecamatan, One Center for Entrepreneurship (OK OCE) yang merupakan program andalan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno kini mulai dipertanyakan nasibnya. Sejak kampanye Pilkada DKI, Sandiaga Uno sering menjagokan Program OK OCE sebagai program andalan yang akan meningkatkan kemampuan ekonomi khususnya masyarakat DKI Jakarta. OK OCE awalnya ditujukan untuk menciptakan 200 ribu entrepreneur, dan menggerakkan roda perekonomian di Jakarta. Namun hingga saat ini, alih-alih menjadi program andalan, program OK OCE termasuk program gagal oleh sebagian pengamat ekonomi.
Pengamat ekonomi dari Indonesia Public Institute (IPI), Jerry Massie menilai OK OCE adalah program yang gagal karena apa yang digagas oleh Sandiaga hanya sebatas janji semasa kampanye dalam Pilkada DKI 2017. Jerry menuturkan dirinya tak heran jika program OK OCE berantakan, karena setelah Sandiaga menjabat program tersebut diserahkan kepada orang lain. Kegagalan ini menjadi bukti bahwa Sandiaga tidak bisa merealisasikan apa yang telah dijanjikan. Â "OK OCE ini janji Sandiaga sebelum menjabat sebagai gubernur. Mana bisa dia akan memenuhi janjinya di Pilpres jika janji di DKI Jakarta saja tidak dijalankan, tidak jelas," ujar Jerry.
Sementara itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus menyebut program OK OCE andalan Pemrov DKI Jakarta era Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sekedar lip service. "Jangan dididik-didik, dilatih-latih terus, itu memakan waktu. Kasih duitnya bagaimana perjanjian pengembaliannya agar kami bisa lebih berdaya. Saya katakan di media program OK OCE adalah program lips service," ujar Bestari.
 Besarnya alokasi anggaran program OK OCE sebesarnya Rp 98 Miliar menjadi sia-sia karena tidak sebanding dengan pencapaian yang direncanakan. Dalam tahun ini ada 45 ribu orang mendaftar, yang difasilitasi dengan akses permodalan baru sekitar 300-an saja. Data tersebut menggambarkan minimnya realisasi program OK OCE meskipun sudah mendapat alokasi anggaran yang cukup besar. Sandiaga Uno perlu menjelaskan kelanjutan program ini, jika pada tahap Provinsi saja gagal, besar kemungkinan program ini akan bernasib sama jika dieksekusi pada tingkat Nasional. Masyarakat Indonesia harus belajar dari pengalaman Pilkada DKI sebelumnya dan jeli melihat seorang pemimpin adalah sosok yang menepati seluruh janji kampanye mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H