Mohon tunggu...
Oci Setyali Purnama
Oci Setyali Purnama Mohon Tunggu... Mahasiswa - just love to share.

Just want to share anything that i think it's informative for everyone !

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ 2021 Kelompok 9: Mengembangkan Usaha Jamu Tradisional Berbasis Digital Marketing pada masa Covid-19

28 Agustus 2021   23:01 Diperbarui: 29 Agustus 2021   09:32 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pekarangan di desa Bulurejo ini sendiri lebih banyak dimanfaatkan menjadi lahan yang di tanami dengan buah naga. Maka dari itu tidak heran jika terdapat patung buah naga pada doubleway yg bertempatkan tepat di hadapan Balai Desa Bulurejo. Hal ini karena, mayoritas masyarakat dari desa Bulurejo menanam buah naga dan menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan untuk masyarat lainnya menanam tanaman lainnya seperti jeruk, cabe, timun, semangka, jagung serta buah-buahan dan sayur-sayuran lainnya. Di desa Bulurejo ini segala jenis tanaman dapat tumbuh dengan mudahnya, ini dikarenakan tanahnya yang tergolong subur dan mudah di tanami segala jenis tanaman. Meskipun mayoritas masyarakat dari desa Bulurejo bermatapencaharian sebagai petani, ada juga yang memiliki usaha kecil-kecilan seperti usaha jamu tradisional.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

KKN Back To Village III kali ini akan mengangkat tema Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Desa Bulurejo ini adalah salah satu lokasi sasaran yang akan menjadi objek KKN BTV 3. Desa Bulurejo ini termasuk pada Kecamatan Purwoharjo dari Kabupaten Banyuwangi. Jarak dari desa Bulurejo ke Banyuwangi kota sekitar 38 km atau 1 jam perjalanan. Kecamatan Purwoharjo memiliki luas wilayah 78,37 Km2 yang dibagi ke 8 desa. Wilayah kecamatan ini dilewati oleh beberapa Sungai Setail sepanjang 6,3 Km. 8 desa yang terdapat pada kecamatan Purwoharjo yaitu desa Bulurejo, desa Glagah Agung, desa Grajagan, desa Karetan, desa Kradenan, desa Purwoharjo, desa Sidorejo, dan desa Sumbersari. Batas-batas pada Kecamatan Purwoharjo ini meliputi, kecamatan Cluring sebelah utara, kecamatan Tegaldlimo sebelah timur, Samudra Hindia sebelah selatan, dan kecamatan Bangorejo sebelah barat.

Sasaran mitra yang bertempat tinggal di desa Bulurejo ini adalah seorang pedagang juga peramu jamu tradisional yang memiliki kualitas jamu yang sangat baik dan berbahan dasar organik. Akan tetapi sangat disayangkan sekali sasaran mitra sendiri mengaku bahwa belum mengenal pemasaran apalagi digital marketing. Usaha ini dimiliki oleh seorang wanita, yaitu Ibu Suhartini dengan umur 65 tahun. Saat di wawancara ibu Suhartini mengatakan bahwa jamu yang dijualnya hanya berbungkuskan plastic clip, dijual dengan harga Rp 25.000 per bungkus dengan jumlah kapsul yaitu 25 biji per clip kecil. Dikemas dengan sangat sederhana tanpa adanya brand, logo, serta nama dari produk tersebut. Bu Suhartini ini awalnya menjual hanya ke tetangganya saja dan mengandalkan promosi dari mulut ke mulut. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 ini konsumen bu Suhartini semakin berkurang. Inilah salah satu dampak terburuk dari Covid-19 bagi beliau, karena usaha ini merupakan sumber mata pencahariannya. Bu Suhartini ini merupakan seorang janda yang hanya bisa mengandalkan usaha jamu yang telah dirintisnya sejak lama. Akan tetapi, usahanya tidak berjalan lancar seperti yang diharapkan, karena masih banyak masyarakat diluar sana yang belum mengetahui akan keberadaan produk jamu tradisional ini.

Jamu ini memiliki potensi yang sangat baik, karena jamu ini mampu menjadi salah satu obat ramuan herbal yang mampu menyembuhkan penyakit, terutama kanker servik. Jamu tradisional ini bisa saja menghasilkan untung yang sangat banyak juga akan diminati oleh banyak konsumen jika pemasaran yang ditetapkan tepat dan pas sasaran. Jamu ini tidak hanya berfokus pada kanker servik, jamu ini juga mampu meningkatkan imunitas tubuh, menjaga kebugaran dan banyak lagi manfaatnya. Dengan adanya peluang tersebut, maka sudah pasti jamu tradisional ini sangat memiliki kesempatan yang besar jika dilakukan pemasaran yang tepat. Namun, ternyata bu Suhartini ini sendiri masih sangat minim ilmu dalam mengelola keuangannya yang terkadang uang modal bisa saja tercampur dengan uang untuk keperluan rumahtangga karena tidak setiap harinya beliau mendapatkan konsumen dan beliau juga memperbolehkan konsumennya melakukan hutang dimana terkadang konsumen yang bersangkutan menghilang serta tidak melakukan pembayaran yang menyebabkan bu Suhartini mengalami kerugian. Sehingga sewaktu-waktu beliau menetapkan sistem PO atau Pre-Order untuk paket-paket khusus jamu tradisional tertentu.


Setelah berbincang-bincang dengan mitra tentang kurang dan lebihnya produk, maka ditemukanlah sebuah solusi yang diharap dapat membantu perekonomian, pemasaran serta perputaran keuangan milik bu Suhartini. Salah satu solusinya yaitu mengadakan pelatihan dengan pembahasan tentang pemasaran dengan digital marketing, memperbaiki packaging agar mampu meningkatkan daya jual, mebuat brand beserta logo produk, cara pengambilan foto produk agar terlihat menarik, dan sedikit pengetahuan tentang pembukuan penjualan produk. (Oci Setyali Purnama/Desa Bulurejo/L. Dyah Purwita WSWW)

CANVAS:

canvas-kkn-612a51c106310e449e2b1255.jpeg
canvas-kkn-612a51c106310e449e2b1255.jpeg
ROADMAP: 

roadmap-kkn-612a51cc06310e7fc60c5af2.jpeg
roadmap-kkn-612a51cc06310e7fc60c5af2.jpeg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun