Hentak Langkah tegap paskibraka mengawali prosesi penaikan Sang Saka Merah Putih. Senyum cantik dari bibir Mega Ayundya Nirwaningtyas mengiri langkahnya menyusuri tangga Istana Negara. Perlahan lahan namun pasti mendekatkan dirinya kepada Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Semua mata pun tertuju padanya. Siswi SMA Taruna Nusantara, Magelang ini pun menerima duplikat Bendera Pusaka yang siap untuk dikibarkan. Sambil membawa Bendera Pusaka, kembali pelan-pelan Mega menuruni tangga Istana Negara. Dengan berjalan mundur dan konsentrasi tinggi Mega sukses menuruni anak tangga Istana dan siap mengantarkan merah putih ke tiang bendera Istana tempatnya akan berkibar. Begitu kerennya rasanya jika melihat paskibaraka tersebut. Semua pasti setuju kalau menjadi Paskibraka itu merupakan suatu kebanggaan yang luar biasa.
Jika melihat langkah tegap dan hentakan sepatu paskiraka mengibarkan bendera pusaka tentu semua pasang mata akan kagum dibuat nya. Mereka adalah putra-putri terpilih mewakili daerahnya masing-masing. Tidak ada perbedaan ras dan suku maupun agama mereka disatukan untuk mencerminkan kerukunan dan persatuan di Indonesia. Mereka juga diharapkan dapat menjadi pelopor mencegah terjadinyakonflik dengan memberikan contoh sikap pertemanan tanpa melihat latar belakang.
Saya pun pernah punya pengalaman menjadi seorang paskibra... hehehe mengenang masa lalu. Walaupun hanya paskibra tingkat sekolah di SMA ku dulu. Banyak hal yang dapat aku pelajari dari pengalamanku mengikuti paskibra. Saat latihan dan sering dibentak sama kakak kelas membuat aku sempat putus asa. Latihan yang keras dibawah panas matahari dengan Cucuran peluh dan keringat yang menetes membuat banyak calon-calon paskibra angkatanku yang mengundurkan diri. Tetapi motivasiku untuk menjadi paskibra tidak tergoyahkan.
[caption id="attachment_193792" align="aligncenter" width="480" caption="Diriku dulu Sewaktu menjadi Paskibra sekolah (Doc Pribadi)"][/caption]
Meski waktu untuk bermain kerap tersita untuk berlatih, semua itu tak menjadi penghalang semangat ku untuk latihan dalam berbaris. Loyalitas setiap anggotanya walaupun sebagian besar wanita karena sebagian besar prianya memilih mengudurkan diri membuat persahabatan yang erat diantara kami dan berakhir pada lahirnya sebuah kebersamaan dan kekompakan yang merupakan kunci sukses dalam setiap kegiatan berkelompok.
Akhirnya aku bersama teman-teman satu angkatan resmi dikukuhkan menjadi anggota Paskibra. Waktu itu aku kira perlengkapannya bakalan aku terima gratis. Tetapi rupanya harus beli sendiri. HAHAHA. Ya sudah akhirnya akupun memutuskan untuk memberlinya di toko 45. Waktu itu aku masih ingat minta uang dengan mama Rp.50.000 untuk membeli semua perlengkapan mulai dari baju sampai sepatu.
Dan di hari H, pengibaran bendera pertama kami berjalan dengan lancar. Aku benar-benar menghembuskan nafas lega. Setidaknya kami sudah memberikan yang terbaik. Untuk semua orang yang melihat kami tampil saat itu. Yaitu Guru-guru dan teman-teman peserta upacara. Pekerjaan yang terbilang ringan tapi menengangkan karena harus menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk latihan mengantarkan Sang Merah Putih ke tiang tertinggi. Tetapi semua itu terbayar dan senyum pun terbuka saat kami melihat sang merah putih berkibar dengan gagahnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H