Mohon tunggu...
Rothua Octoyubelt Tambunan
Rothua Octoyubelt Tambunan Mohon Tunggu... -

Haii.. Banyak ide dikepala yang sayang kalau tidak di tulis dan hilang begitu saja. Makanya ayo menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Adelia Mengharumkan Indonesia Lewat Enggang

17 Agustus 2012   10:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:37 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13451997101220475176

AdeliaDewantari adalah anak pasangan dari Murati dan Yupardi yang baru berumur 9 tahun yang tinggal di Jalan Gusti Situt Mahmud Pontianak. Adelia juga baru 8 bulan belajar melukis di salah satu sanggar lukis di Pontianak. Tetapi gadis cilik ini sudah memenangi lomba lukis internasional mengalahkan banyak peserta dari berbagai negara. Lewat lukisannya yang mengkampanyekan penyelamatan burung enggang di Kalimantan Barat berhasil meraih juara 2 dalam kompetensi lukisyang diselenggarakan di Rumania (Pengumuman pemenang). Kompetensi lukis ini bertema Internasional Art Contest for Children Rainbow 2012. Dia mengungguli banyak pelukis cilik dari berbagai negara dan mengharumkan nama Indonesia.

[caption id="attachment_193719" align="aligncenter" width="520" caption="Adelia Dewantari juara 2 lomba lukis internasional di Rumania (doc Pribadi)"][/caption]

Adelia tergolong anak yang telaten. Jika sudah menggambar bisa berjam-jam duduk hingga bisa menyelesaikan lukisannya. Dia pun bisa cepat belajar. Karenanya meskipun baru belajar melukis selama 8 bulan, dia sudah mampu menghasilkan lukisan yang indah. Menurut guru lukisnya, Bapak Agus Fitriono. Bakat memang sangat penting bagi seorang pelukis, tetapi hal ini tidaklah cukup. Bakat ini haruslah diasah melalui latihan yang rutin. Dan untunglah Adelia sangat telaten dan mendapat dukungan yang kuat dari keluarganya.

Ibunda dari adelia memang sudah lama melihat bakat anaknya, Adelia sering menggambar dikertas dan hasilnya bagus meski tidak pernah belajar melukis.Awalnya Murati ibunda Adelia bingung kemana akan mencari tempat anaknya untuk belajar melukis. Karena di sekitar tempat tinggal mereka tidak ada satupun sanggar lukis. Tetapi kemudian Muranti mendapat informasi kalau ada sanggar Khachifa yang jaraknya lemayan jauh dari tempat mereka tinggal. Tetapi karena ingin anaknya bisa menyalurkan bakatnya untuk belajar melukis ibunda Adelia pun rela mengantarkan anaknya tersebut untuk belajar melukis di sanggar tersebut 2 kali seminggu. Adelia senang menggambar apa saja. Tetapi, lebih banyak bertema lingkungan. Saat ditanya mengapa suka menggambar burung Enggang? Adelia menjawab singkat “Karena lucu dan bulunya bagus”. Adelia mengetahui burung ini dari buku yang berisi gambar-gambar hewan yang terancam punah.

Mengenalkan lingkungan pada anak-anak bisa dimulai dari lukisan. Pada awalnya mereka mungkin belum mengetahui apa-apa saja hewan-hewan yang dilindungi itu. Misalnya burung enggang. Kita bisa memberi tahu anak burung enggang itu seperti apa. Kita perlihatkan gambarnya. Lantas anak dapat berkereasi menggambar burung enggang sesuai dengan apa yang mereka pikirkan. Hasilnya lukisan tersebut juga bisa dijadikan sarana kampanye bagi anak-anak lain. Setelah selesai menggambar tentu anak-anak lain akan bertanya gambar apa ini? Apa namanya? Ketika anak sudah bertanya orang tua bisa menjelaskan tentang lukisan tersebut. Misalnya kenapa burung enggang harus dilindungi? Dan kita jawab Karena sudah langkah. Tentu ini juga dapat menumbuhkan rasa cinta kepada alam pada anak-anak.

Tema lomba yang kali ini berkaitan dengan penyelamatan lingkungan. Eva Dolorosa manager sanggar Khachifa mendapatkan informasi dari miling list dan kemudian menyebarkan informasi kepada siswa-siswanya. Masing-masing anak kemudian membuat lukisan dengan berbagai tema. Dari situ terkumpul belasan lukisan yang kemudian dikirimkan nya lewat pos. Tidak begitu lama, Eva mendapatkan E-mail dari panitia di Rumania yang menyatakan Adelia menjadi juara 2 untuk kategori anak usia 7-10 tahun. Selain Adelia, ternyata ada anak lain yang ikut memenangkan lomba tersebut. Yakni Aisyah Nasywa anak dari pasangan Sugeng Raharjo dan Umi Kurniawanti berhasil memperoleh juara 3. Aisyah mengambil tema upaya penyelamatan penyu di Kalimantan Barat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun