Mohon tunggu...
Octavia Rahmadana
Octavia Rahmadana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Financial

Disorganisasi Keluarga (Pengertian, Contoh, Dampak dan Solusinya)

15 Maret 2024   13:45 Diperbarui: 15 Maret 2024   13:50 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Disorganisasi keluarga adalah suatu kondisi ketika fungsi keluarga tidak dapat berjalan dengan baik akibat terdapat konflik atau masalah di dalam keluarga. Rumah tangga yang tidak harmonis bukan hanya berdampak pada orang tua tetapi juga pada anak-anak.

Pada tahun 2022 perceraian di Indonesia sebanyak 388.358 kasus atau sekitar 75,21%. Tingginya angka perceraian menimbulkan Disorganisasi Keluarga.

Contoh masalah pemicu Disorganisasi Keluarga adalah sebagai berikut :

  • Orang tua tunggal (Single Perent)
  • keluarga yang broken home
  • kekerasan pada anak (Child Abuse)
  • Gangguan jiwa
  • orang tua dan anak tidak akur

bahwa masalah bisa saja dialami oleh setiap keluarga yang membedakan pada Disorganisasi keluarga adalah masalah-masalah tersebut terjadi cukup parah hingga bisa menimbulkan dampak negatif.

Disorganisasi Keluarga dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kondisi ekonomi dan gangguan psikologis dalam diri anak maupun orangtua. Berikut ini Dampak dari Disorganisasi Keluarga :

  • Adanya keturunan yang broken home
  • anak jadi pendiam dan tidak memiliki kepercayaan diri
  • sangat sensitif
  • kesepian
  • mudah rapuh
  • akan haus kasih sayang dan
  • mempengaruhui perkembangan kepribadian anak, yang mungkin akan menimbulkan dampak yang kebih signifikan pada masa depan

Terjadinya Disorganisasi keluarga dapat disebabkan dalam beberapa faktor yaitu :

  • Faktor ekonomi
  • Faktor Lingkungan
  • Faktor Perselingkuhan
  • Faktor Kerukunan Rumah Tangga

Solusi Disorganisasi Keluarga dapat diatasi dengan jenis-jenis disorganisasi tersendiri misalnya masalah broken home yang disebabkan oleh perceraian orang tua.

  •  Menjelaskan pada anak kenapa harus berpisah
  •  orang tua tetap menjaga hubungan baik walaupun sudah bercerai dan memberi perhatian pada anak. 
  •  memberikan penanaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga pernikahan.
  • Belajar bertanggung jawab terhadap keluarga Sebagai orang dewasa, sangat penting untuk mulai bertanggung jawab terhadap setiap hal yang di lakukan.
  •  Cari bantuan ahli seperti psikolog, untuk membantu mengatasi masalah yang memengaruhi hubungan di dalam keluarga. Ini utamanya perlu dilakukan jika sudah timbul perilaku atau kecenderungan yang berbahaya, misal perkelahian hingga melakukan kekerasan fisik.
  •  Jalin komunikasi yang baik dengan keluarga, Coba utarakan kepada keluarga dengan cara yang lebih baik mengenai keinginan untuk memperbaiki hubungan. Hindari memarahi atau berlaku kasar kepada pasangan atau anak. mengusulkan untuk melakukan diskusi bersama terkait apa saja keinginan dan saran dari masing-masing anggota keluarga.
  • Bangun kepercayaan di dalam keluarga, Mungkin cukup sulit untuk mulai percaya pada seseorang yang sudah membuat kecewa berulang kali. Namun seiring waktu, kepercayaan di antara sesama bisa timbul jika terus dibangun dan dijaga. Awali dengan saling memaafkan dan mendukung satu sama lain di dalam keluarga.

Octavia Rahmadana

S1 Akuntasi-Universitas Pamulang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun