BERDAMAI DENGAN LUKA
Hidup ini masih saja terasa pahit untuk dijalani sebagaimana mestinya. Seorang teman pernah berkata, kebahagian itu tidak ada yang abadi begitu pula dengan kesedihan. Saat mendengarnya aku hanya bisa terisak menangis tanpa bisa berkata apa – apa. Dan dia melanjutkannya, cobalah berdamai dengan lukamu sendiri.
Berdamai dengan luka, bisakah itu aku lakukan dengan sendiri. Rasanya berat dilakukan mengingatnya saja sudah berat apalagi melupanya begitu saja. Rasa sakit, penghinaan, penghianatan, rasa kecewa bisa aku lupakn dengan mudah. Begitu benyak hal yang membuat luka dihati ini, merasa menjadi pribadi yang tidak berharga dan tidak diinginkan.
Berdamai dengan luka, bagaimana aku memulainya. Dari mana aku harus lakukan untuk menobati rasa sakitnya dan menutup luka yang ada. Apa kematian bisa menjadi obatnya, ternyata tidak bisa. Aku pernah mencoba untuk mati tapi aku tidak mati malaah rasa sakit yang aku dapat. Mencoba untuk mencintai untuk menutupi rasa sakit dengan bahagia itupun tidak berhasil  hanya rasa sakit yang didapat.
Berdamai dengan luka, adakah orang yang bisa mengajarkan hal tersebut.bagaimana cara memulainya, melakukannya, dan mengakhiri tanpa ada luka lagi. Orang seperti apa yang bisa melakukannya. Tidakah orang itu sempurna, tidak meraskan sakit sama sekali.
Seperti malaikat saja tidak mengetahui rasa sakit dan terluka dalam hidupnya. Apa bisa dilakukan didunia ini dengan mudah tanpa rasa terluka yang baru lagi. Bagaimana pengobatannya hanya kita yang bisa lakukan, tidak bisa dihindari atau dilupkan hanya bisa berdamai dengan luka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H