Dalam upaya mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD), keterlibatan mahasiswa UNNES sebagai agen perubahan sangatlah penting.Â
Melalui pendekatan advokasi yang terstruktur, mahasiswa UNNES menggunakan policy brief sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan rekomendasi yang efektif kepada pihak sekolah.
 di SD 1 Tanjungkarang, mahasiswa menyusun policy brief yang berisi data terkini mengenai prevalensi DBD, faktor risiko, dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diimplementasikan. Dalam dokumen ini, mahasiswa UNNES merekomendasikan program edukasi yang melibatkan siswa, seperti lomba tanya jawab, yang bertujuan dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang DBD di kalangan siswa.
Lomba tanya jawab sebagai metode edukasi tidak hanya memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar, tetapi juga menciptakan suasana interaktif yang menyenangkan. Dengan melibatkan siswa secara aktif, mereka lebih mungkin untuk memahami dan mengingat informasi tentang pencegahan DBD, seperti pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menghindari genangan air, dan mengenali gejala DBD.Â
Melalui lomba ini, siswa dapat berkompetisi dalam kelompok, membangun kerja sama, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap kesehatan mereka dan lingkungan sekitar.
Advokasi ini melibatkan kepala SD 1 Tanjungkarang sehingga dapat berperan dalam mendukung upaya pencegahan DBD. Dengan mengedukasi semua pihak terkait, mahasiswa tidak hanya menyebarkan informasi, tetapi juga membangun komitmen bersama untuk menjaga kesehatan komunitas. Selain itu, hasil dari lomba tanya jawab dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengukur efektivitas program edukasi yang telah dilakukan, sehingga ke depannya dapat dilakukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut.
Secara keseluruhan, keterlibatan mahasiswa dalam advokasi pencegahan DBD melalui policy brief dan lomba tanya jawab di SD 1 Tanjungkarang merupakan langkah positif untuk meningkatkan kesadaran kesehatan.
 Inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek dalam meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi juga berpotensi untuk menciptakan perubahan perilaku yang berkelanjutan dalam menjaga kesehatan lingkungan. Dengan demikian, upaya ini diharapkan dapat berkontribusi dalam pengurangan kasus DBD di masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H