Tuhan, berkati aku
sebab hari ini aku akan membunuh kata-kata bohong
yang lama mengular membelit
menjepit nusa hingga sekarat
Syahdan seekor beludak naik ke tahta
selepas memagut mati sang tuan
“Percayalah, kalian takkan kena kutuk apabila memakan buah ini,”
janji si ular tatkala memuntahkan sebutir apel dari mulutnya
Apel merah menyala menggugah selera
membangkitkan harap
bahwa hidup pahit sudah berakhir
bahwa hidup kini serupa apel manis renyah
Tapi beludak tetaplah beludak
berlidah cabang dua
yang kanan berjanji yang kiri mengingkari
keduanya rajin menjalin
kata-kata kosong
kata-kata bohong
sebab apel yang bermula dari mulutnya
adalah awal segala tipudaya
Apel dari mulut beludak
telah menumbuhkan belantara nurbisa
dari dalamnya lahir berlaksa-laksa
pengayam, pemahat dan pewarta
rupa-rupa kata-kata bohong
manis di depan beracun di belakang
Maka berkati aku, Tuhan
sebab hari ini
aku akan membunuh kata-kata bohong
Octaviana Dina
Jakarta, 2008
(dimuat dalam blog octavianadina.wordpress.com tgl 29 Mei 2013)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H