Semakin hari semakin ramai saja perbincangan tentang kasus yang menimpa Ahok yang diduga melakukan penistaan agama. Walaupun di media elektronik dan cetak tidak terlalu ramai jadi bahan diskusi yang mungkin disebabkan karena faktor lain seperti terpilihnya Donald Trump sebagai presiden USA atau karena memang sudah ada pesan khusus kepada awak media untuk ikut membantu pemerintah agar suasana yang ada sedikit ‘cooling down’, tokh masalahnya juga sedang diproses oleh aparat hukum yang berwenang.
Kembali kepada persoalan Pilkada DKI 2017 mendatang, sejak terpilihnya Jokowi sebagaiRI-1 maka penolakan Ahok sebagai orang yang menggantikan Jokowi sebagai DKI-1 mulai merebak mulai dari letupan-letupan kecil sampai dengan demo massa.
Sejak Ahok memegang tampuk pimpinan DKI-1, sepertinya tiada hari tanpa berita tentang sepak terjang Ahok mulai dari urusan sapu-sapu bersih di birokrat pemprov, debat dengan para pengusaha nakal yang kongkalingkong dengan PNS, ribut dengan anggota DPRD, debat dengan beberapa Menteri kabinet, lembaga negara, awak media elektronik bahkan kadang kepada rakyat yang ngeyel’pun tidak luput dari semprotan’nya baik konglomerat sampai yang melarat.
Memangnya apa saja yang dipertaruhkan selama Ahok menjabat sebagai DKI-1
1. Gaya Bicara & Perilaku
Mengapa gaya & perilaku ini jadi salah satu taruhan. Sejak menjabat sebagai wagub’pun gaya dan perilaku yang diperlihatkan oleh Ahok sangat jauh berbeda dengan jokowi pada saat itu, bagaikan langit dan bumi. Ahok benar” seperti tidak mengerti kesantunan budaya timur.
Sialnya justru yang ini malah laris manis jadi bahan pemberitaan, bahkan ditiap undangan acara talk show’pun orang lebih tertarik membahas isu ini ketimbang bahas program atau rencana kerja.
Awalnya, sebagian besar masyarakat baik DKI maupun Indonesia cukup shock dengan apa yang diperlihatkan oleh Ahok, orang kristen dan warga keturunan tionghoa pun ketar ketir dengan gaya cowboy tersebut akan menimbulkan efek negatif.
Tidak disangka pula bagi lawan politik, hal yang tadinya dianggap sebagai salah satu kekurangan yang dapat mengurangi nilai justru di mata publik mendapatkan nilai plus dan support penuh. Bahkan ada yang mengatakan marah’nya Ahok itu adalah marah’nya rakyat yang selama ini tidak tahu harus berbuat apa dan melampiaskan kepada siapa.
Taruhan ini dimenangkan oleh Ahok.
2. Integritas, Kejujuran, Konsistensi & Transparansi