Kebutuhan yang rendah itu mencakup status, popularitas, pengakuan, reputasi, apresiasi, martabat bahkan dominasi, sedangkan kebutuhan yang tinggi yaitu prestise atau harga diri seseorang. Kita sulit untuk bahagia jika kita dianggap rendah oleh orang lain, apalagi jika harga diri kita diinjak-injak.
Kelima, self-actualization (aktualisasi diri), yaitu kebutuhan untuk membuktikan atau menunjukkan dirinya kepada orang lain. Pada level ini, seseorang akan merasa tidak bahagia jika ia tidak sanggup menunjukkan siapa dirinya dari segi potensi yang ia miliki.Â
Dengan kata lain, apalah artinya punya segalanya, termasuk popularitas, dominasi bahkan harga diri, jika kita tidak bisa menunjukkan pada orang lain potensi yang ada dalam diri kita.
Dari semua hirarki kebutuhan ini, kita menangkap jelas bahwa kebutuhan utama manusia adalah fokus pada dirinya sendiri. Pada dasarnya, kita bahagia jika kita mampu memuaskan diri kita sendiri.Â
Maka muncullah perintah "kasihilah sesamamu seperti engkau mengasihi dirimu sendiri". Dasarnya selalu pada diri kita. Kita memang digiring untuk memuaskan diri sendiri, disitulah kita menemukan kebahagiaan.
Nats Injil ini dipilih oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sebagai tema perayaan ulang tahunnya yang ke-69 sekaligus menjadi tema bulan Oikoumene bagi gereja-gereja di lingkungan PGI.
Baca juga : Mereka yang Berbahagia
Dalam teks Yunaninya, ayat ini tertulis makarioi hoi eirēnopoioi, hoti autoi huioi Theou klēthēsontai, dimana ada dua kata yang menurut saya sangat penting untuk ditafsirkan, yaitu kata makarioi, yang diterjemahkan "diberkatilah" dan kata hoi eirēnopoioi, yang diterjemahkan "orang yang membawa damai".
Kata pertama, makarioi, bisa juga diterjemahkan "diberkatilah" atau "beruntunglah" (band. terjemahan bahasa Inggris: blessed). Dalam Perjanjian Lama berbahasa Yunani (Septuaginta) sering digunakan untuk menerjemahkan kata ashrē, yang juga dalam bahasa Ibrani bisa diartikan "diberkatilah". Saya pikir, menggali makna kata ini dalam terminologi Ibrani akan memperkaya pemahaman kita tentang makna kata makarioi di dalam Injil Matius ini.
Dalam terminologi Ibrani, ada dua kata kerja yang bisa mengungkapkan "berkat" (memberkati atau diberkati), yaitu barakh dan ashar. Perbedaannya, barakh biasanya digunakan, baik untuk TUHAN maupun manusia sebagai objek, sedangkan ashar, objeknya selalu manusia.Â