Ternyata, bukti sejarah bahwa jamu sudah eksis sejak ratusan tahun yang lalu atau bahkan ribuan tahun periode kerajaan Hindu-Jawa adalah relief Karmawipangga yang terdapat pada Candi Borobudur. Relief tersebut memperlihatkan pahatan yang menggambarkan kebiasaan meracik jamu dengan cara ditumbuk menggunakan cobek dan ulekan.Â
Tidak hanya di Candi Borobudur, relief sejenis juga terdapat pada Candi Prambanan, Candi Brambang dan beberapa lokasi lainnya. Konon, jamu merupakan ramuan herbal yang menjadi rahasia di balik kesehatan dan kesaktian para pendekar dan petinggi- petinggi kerajaan pada masa tersebut. Jadi sesungguhnya khasiat minuman herbal semacam jamu ini tidak perlu diragukan lagi ya?
Meskipun jamu merupakan ramuan herbal asli Indonesia, kepopulerannya sempat menurun seiring dengan mulai masuknya ilmu kesehatan modern ke Indonesia.Â
Pada masa tersebut kampanye obat-obatan bersertifikat sedang meluas dan mulai mengubah pola pikir masyarakat Indonesia, sehingga minat terhadap jamu juga mulai menurun. Dikarenakan tidak ada penelitian lebih lanjut soal standar, sertifikat dan khasiat dari jamu itu sendiri, manfaat dari minuman jamu mulai dipertanyakan.
Perkembangan Jamu
Namun, tradisi minum jamu mulai kembali populer karena pada masa penjajahan Jepang sekitar tahun 1940-an, mulai terbentuk komite Jamu Indonesia. Sejak saat itu, kepercayaan masyarakat terhatap khasiat dan manfaat dari jamu mulai kembali meningkat. Seiring berjalannya waktu, industri pengolahan jamu juga mulai berkembang.
Pada tahun 1974 hingga tahun 1990, perusahaan-perusahaan pemroduksi jamu mulai berkembang. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah juga banyak memberikan pembinaan-pembinaan kepada para pelaku industri jamu dan juga memberikan bantuan. Hal tersebut agar pelaku industri jamu dapat meningkatkan hasil produksi dan penjualannya.Â
Hasil dari dukungan pemerintah ini yaitu makin beragamnya jenis-jenis jamu yang dihasilkan, ada yang dikemas dalam bentuk pil, tablet, dan ada juga yang berbentuk bubuk instan yang mudah diseduh.Â
Jika kita telusuri dari sejarahnya, sangat disayangkan apabila minuman herbal seperti jamu ini menghilang dari Indonesia karena tergeser eksistensinya dengan minuman-minuman modern.Â
Meskipun jamu merupakan minuman yang bisa dikatakan kuno bukan berati minuman herbal seperti ini boleh digeser eksistensinya dari obat-obatan modern atau minuman-minuman modern yang tidak lebih sehat dari jamu dan minuman herbal lainnya seperti VCO yang ternyata berbeda dengan minyak kelapa. Jadi, mari kita mulai lagi budaya meminum jamu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H