Mohon tunggu...
Osa Aprilia
Osa Aprilia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

It is wonderful life..^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bahasa dan Gender

27 Oktober 2013   03:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:59 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Assalamualaikum.wr.wb.

Hay guys.. How do you do? Saya member baru di sini.. kali ini saya akan membahas sedikit tentang bahasa dan gender.

Ada yang tau ngak apa itu bahasa? Bahasa adalah suatu alat untuk komunikasi antara individu. ada dua pendapat yang di kemukakan antara Edward Sapir dan muridnya Benjamin Lee Worf yaitu pikiran dapat mempengaruhi budaya dan budaya dapat mempengaruhi pikiran seseorang. dalam linguistic Sapir dan Whorf hipotesis menyatakan ada pemikiran tertentu dari seseorang dalam satu bahasa yang tidak dapat di mengerti oleh siapapun. hal ini menunjukan lingkungan dapat membentuk pola pikir seseorang.

Di Indonesia sendiri ada berbagai macam bahasa. Ada bahasa jawa, bugis, menado, papua, dan lain-lain. Hal ini menunjukan bahwa Indonesia kaya akan suku bangsa bahkan setiap suku memiliki bahasa masing-masing dan berbeda-beda. Tetapi agar setiap suku bisa berkomunikasi Indonesia memiliki bahasa pemersatu yaitu bahasa Indonesia.

Baru-baru ini banyak muncul kasus bahwa bahasa daerah mulai memudar atau bisa di bilang hampir punah, hal ini sendiri di sebabkan karena banyaknya anak muda yang tidak mempelajari bahasa daerah mereka sendiri. Bahkan para anak muda jaman sekarang sudah tidak mengunakan bahasa Indonesia yang baku. Hal ini di sebabkan adanya pengaruh bahasa asing atau biasa di sebut “Bahasa Gaul”. Mereka berpikir jika tidak menggunakan bahasa gaul maka mereka akan ketinggalan zaman. (bisa di lihat contohnya saya sendiri.. He..He..He..) tetapi semua hal di atas bisa di cegah dengan cara penerapan atau penambahan matapelajaran bahasa daerah di setiap sekolah atau para orang tua dapat berperan untuk mengajarkan para anak-anaknya bahasa daerah mereka masing-masing.

Nah, ngomong-ngomong soal bahasa daerah, yuk kita balik lagi ke topik utama kita tentang Bahasa dan Gender. Gender juga biasa disebut sebagai konstruksi sosial. sebenarnya dalam bahasa indonesia perbedaan antara bahasa untuk laki-laki dan perempuan hanya berbeda dalam cara berbicarnya saja, jika seorang pria berbicara pada seorang wanita biasanya mereka memperhalus intonasi dan bahasa mereka. Di Setiap daerah mereka memiliki sebutan yang berbeda-beda untuk laki-laki dan perempuan. Berhubung saya orang jawa tapi tinggal di kota sorong papua barat, makanya kita bahas kedua bahasa itu. Yuk kita liat perbedaan-perbedaannya!!! ^_^

Untuk sebutan ayah. Di jawa biasa kita menyebutnya bapak atau romo. Di papua biasa di sebut pace. Untuk sebutan ibu, di jawa biasa di sebut simbok dan untuk di papua biasa di sebut mace. Untuk sebutan paman dan bibi di jawa biasa kita kenal dengan sebutan bulek atau bude, untuk paman biasa di panggil pakde atau paklek. di papua biasa mereka menyebut bapak tua atau bapak ade dan untuk bibi biasa menyebut mama tua atau mama ade. Kenapa mereka menyebut bapak tua atau mama tua? Untuk bapak tua, artinya kakaknya ayah atau ibu, nah begitu juga untuk bapa ade itu artinya adiknya ayah atau ibu kita. Sebenarnya untuk setiap daerah mereka menyebutnya berbeda-beda. Tetapi orang bugis mereka sangat berbeda dengan orang jawa atau orang papua, teman saya sering memangil kakeknya dengan sebutan nenek. Untuk di kota sorong sendiri kebanyakan orang menggunakan bahasa indonesia dan jarang menggunakan bahasa daerah tetapi terkadang dalam berbicara logat atau dialek mereka masih terlihat.

Nah ini menunjukan bahwa bahasa terkadang tidak membeda-bedakan gender atau jenis kelamin, hanya saja dalam berbicara terkadang ada juga perbedaan dalam pemilihan bahasa antara laki-laki dan perempuan. Tetapi kita sebagai orang indonesia harus bangga karena kita memiliki berbagai macam suku dan juga berbagai macam bahasa.

Sepertinya pembahasan kita sampai di sini dulu. Lain kali kita akan membahas topik yang lebih menarik lagi.

Wassalammualaikum.wr.wb.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun